Jumat, 12 Desember 2014

Gelar Teknologi Percontohan Udang Galah Dalam Rangkaian Peringatan Hari Nusantara 2014


Dalam rangka mensukseskan Peringatan Hari Nusantara yang ke-14 Tahun 2014 di Kab. Kotabaru, Kalimantan Selatan, Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan (Bakorluh) Provinsi Kalsel bekerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Kotabaru, Penyuluh Perikanan Kab. Kotabaru, serta Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) “Maju Bersama” menyelenggarakan Gelar Teknologi Percontohan Udang Galah.
Udang merupakan salah satu produk unggulan Indonesia dan diprediksi permintaan pasar akan terus meningkat. Dengan potensi lahan budidaya yang cukup besar, Indonesia menghadapi tantangan dalam hal budidaya udang, terutama dari sisi teknis. Sehingga perlu dilakukan tindakan secara strategis yang melibatkan seluruh stakeholder dalam dunia usaha budidaya udang, yaitu pelaku utama, pengusaha, asosiasi, pemangku kebijakan, perbankan, dan lembaga swadaya masyarakat.
Wilayah Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru adalah wilayah dengan kondisi suhu yang baik untuk budidaya udang.  Budidaya udang merupakan suatu komoditi pasar yang sedang berkembang, sekalipun banyak jenisnya namun ada beberapa yang menjadi incaran pasar internasional pada saat ini diantaranya Udang Windu (Panaeus monodon) dan Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii), jenis dan harga pun bersaing dipasaran.
Melihat potensi alam dan peluang pasar yang masih terbuka lebar, kegiatan percontohan/uji coba budidaya Udang Galah yang diprakarsai oleh Set.Bakorluh Kalsel, dimulai dari bulan Agustus 2014 di Pokdakan “Maju Bersama” Desa Gunung Sari, Kec. Pulau Laut Utara, Kab. Kotabaru.
Berkat semangat kerja yang tinggi dan pendampingan yang intens dari Penyuluh Perikanan yang mewilayahi daerah tersebut, udang galah dapat dipanen bertepatan dengan Rangkaian Peringatan Hari Nusantara 2014, dilakukan Kegiatan Gelar Teknologi Udang Galah, pada  Hari Jumat Tanggal 12 Desember 2014 yang dihadiri oleh :
1.       Sekretaris Dewan Kelautan Indonesia,
2.       Kepala Pusat Penyuluhan KP,
3.       Sekretaris DJPB,
4.       Komisi Penyuluhan Perikanan Nasional,
5.       Sekretaris Bakorluh Kalsel,
6.       Kepala BBAT Mandiangin,
7.       Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Kotabaru
8.       Kepala BKP5K Kab. Kotabaru,
9.       Penyuluh Perikanan Kalsel dan Kalteng, serta
10.   Pelaku utama perikanan Kab. Kotabaru.
Setelah panen dilakukan, dilanjutkan dengan acara Temu Wicara antara Penyuluh dan Pelaku Utama Perikanan dengan para Narasumber yang dimoderatori oleh Rusdi Hartono, MP. (Kabag. Kerjasama dan Layanan Informasi Set.Bakorluh Kalsel).

Kegiatan ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi para Pembudidaya Udang di WKPP P. Laut Utara , sehingga dapat menumbuh kembangkan rutinitas kegiatan secara positif yang berdampak pada pertumbuhan kesejahteraan masyarakat secara umum.

Senin, 27 Oktober 2014

Ratusan Ton Ikan Mati di Sekitar Perairan Waduk Riam Kanan Aranio, Kab. Banjar, Kalsel

Selain kabut asap, ada permasalahan tahunan yang dihadapi warga Kalimantan Selatan khususnya para pembudidaya ikan di Kecamatan Aranio dan Karang Intan, Kabupaten Banjar, disaat musim kemarau panjang seperti sekarang ini.
Ratusan ton ikan mati di karamba jaring apung (KJA)kawasan perairan waduk Riam Kanan Kabupaten Banjar. Kawasan KJA yang memanjang kurang lebih 40 km, yang didominasi ikan nila, mas, dan baung, di sepanjang perairan waduk Riam Kanan, selama tiga hari terakhir mengalami penurunan permukaan air yang sangat drastis, sehingga kadar amoniak di dasar perairan naik, kemudian mengalami kekurangan oksigen. Hal ini diperkirakan yang menyebabkan ratusan ton ikan mengapung di permukaan dan akhirnya mati seketika.
Menurut salah satu pembudidaya ikan di Aranio, fenomena seperti ini memang sering terjadi setiap musim kemarau datang, akan tetapi dari 8 tahun terakhir, ini merupakan yang terparah yang dialaminya, hampir semua ikan yang dipelihara dari ukuran benih sampai ukuran konsumsi mati semua.
Hal ini dibenarkan oleh penyuluh perikanan yang mewilayahi Kecamatan Aranio. Dalam waktu 2 hari saja,puncaknya pada hari Jumat (24/10/2014)kemarin, ikan yang mati sampai 100 ton, itu ikan yang sudah siap dikonsumsi, apabila dikalkulasi dengan harga ikan di karamba Rp 23.000/kg, kerugian para pembudidaya ikan dalam waktu 2 hari saja mencapai 2,3 M.

Para pembudidaya berharap, pemerintah setempat dan pihak-pihak yang terkait baik dari Kabupaten maupun Provinsi dapat segera mengambil langkah/solusi untuk mengatasi permasalahan ini. Sehingga kematian ikan tidak berlanjut sampai bagian hilir sungai, karena tidak menutup kemungkinan ini dapat menular melalui air yang mengalir. Dan semoga kejadian ini tidak terulang kembali di musim kemarau mendatang.

Rabu, 22 Oktober 2014

Apresiasi Penilaian DUPAK Penyuluh Bagi Tim Penilai DUPAK Se-Kalimantan Selatan




Banjarbaru, 22 Oktober 2014, Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan (Bakorluh) Provinsi Kalimantan Selatan menyelenggarakan Pertemuan Apresiasi  Penilaian DUPAK Penyuluh Bagi Tim Penilai DUPAK Se-Kalimantan Selatan. Bertempat di Hotel Rahayu, Jalan A. Yani No. 34 Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Berlangsung dari tanggal 22 Oktober sampai dengan 24 Oktober 2014. Peserta dalam Pertemuan Apresiasi  Penilaian DUPAK Penyuluh Bagi Tim Penilai DUPAK Se-Kalimantan Selatan berjumlah 70 orang, terdiri dari Tim Penilai tingkat kab/kota se-Kalsel, Badan Kepegawaian Daerah (BKD) kab/kota  se-Kalsel, dan bagian/bidang yang menangani penyuluhan di tingkat kab/kota, serta perwakilan penyuluh pertanian, perikanan, dan kehutanan yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan.
Pertemuan Apresiasi  Penilaian DUPAK Penyuluh Bagi Tim Penilai DUPAK Se-Kalimantan Selatan, dibuka secara resmi oleh Sekretaris Bakorluh Provinsi Kalimantan Selatan, Ir. H. Nor Efrani. Dalam sambutannya, Sekretaris Bakorluh Kalsel menyampaikan bahwa yang melatarbelakangi diselenggarakannya Pertemuan Apresiasi  Penilaian DUPAK Penyuluh Bagi Tim Penilai DUPAK Se-Kalimantan Selatan adalah masih beragamnya proses penilaian Angka Kredit  bagi penyuluh pertanian, perikanan, dan kehutanan di kab/kota yang ada di Kalimantan Selatan. Oleh karena itu, Pertemuan Apresiasi  Penilaian DUPAK Penyuluh Bagi Tim Penilai DUPAK Se-Kalimantan Selatan bertujuan untuk menyamakan persepsi penilaian Angka Kredit bagi penyuluh, sehingga tidak ada hambatan atau permasalahan bagi para penyuluh untuk naik pangkat.

Narasumber dalam Pertemuan Apresiasi  Penilaian DUPAK Penyuluh Bagi Tim Penilai DUPAK Se-Kalimantan Selatan yakni dari Badan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian, dengan materi Tata Cara Penilaian Angka Kredit Penyuluh Pertanian; Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, dengan materi Tata Cara Penilaian Angka Kredit Penyuluh Perikanan; Badan Pengembangan SDM Kehutanan Kementerian Kehutanan, dengan materi Tata Cara Penilaian Angka Kredit Penyuluh Kehutanan; dan dari Badan Kepegawaian Negara (BKN) Regional VIII Banjarmasin, dengan materi Kenaikan Pangkat Penyuluh Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan.

Selasa, 21 Oktober 2014

Pembekalan Kelompok Jabatan Fungsional (KJF) Dalam Rangka Pembinaan Penyuluh Swadaya


Dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas Kelompok Jabatan Fungsional Kabupaten/Kota yang ada di Kalimantan Selatan, Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan (Bakorluh) Provinsi Kalimantan Selatan memfasilitasi kegiatan Pembekalan Kelompok Jabatan Fungsional (KJF) Dalam Rangka Pembinaan Penyuluh Swadaya. Bertempat di Hotel Qarina,  Jalan Panglima Batur Barat No. 49 Banjarbaru, Kalimantan Selatan, berlangsung selama 3 hari dari tanggal 21 Oktober sampai dengan 23 Oktober 2014.
Peserta kegiatan Pembekalan Kelompok Jabatan Fungsional (KJF) Dalam Rangka Pembinaan Penyuluh Swadaya berjumlah 45 orang, terdiri dari KJF Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan yang ada di Provinsi; dan KJF Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan yang ada di Kabupaten/Kota se-Kalimantan Selatan.
Pembekalan Kelompok Jabatan Fungsional (KJF) Dalam Rangka Pembinaan Penyuluh Swadaya dibuka secara resmi oleh Sekretaris Bakorluh Kalsel, Ir. H. Nor Efrani.
Narasumber dalam kegiatan Pembekalan Kelompok Jabatan Fungsional (KJF) Dalam Rangka Pembinaan Penyuluh Swadaya dari Pusat Penyuluhan Pertanian Kementan (Kebijakan Penyuluhan Pertanian), Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan KKP (Kebijakan Penyuluhan Perikanan), Sekretaris Bakorluh Kalsel (Kebijakan Pembinaan Penyuluh Swadaya), Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang (Persiapan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Penyuluhan Pertanian).
Dalam sambutan sekaligus pemberian materi dari Sekretaris Bakorluh Kalsel, disampaikan bahwa sebelum KJF yang ada di Kabupaten/Kota membina para penyuluh swadaya yang ada di wilayah kerjanya, terlebih dahulu KJF memahami tugas dan fungsi KJF itu sendiri. Dalam kesempatan tersebut Sekretaris Bakorluh Kalsel memberikan tugas secara langsung kepada para peserta untuk membuat draft tugas dan fungsi KJF Kabupaten/Kota (diskusi kelompok).

Dari hasil diskusi kelompok peserta Pembekalan Kelompok Jabatan Fungsional (KJF) Dalam Rangka Pembinaan Penyuluh Swadaya, diperoleh 16 butir kesepakatan tentang tugas dan fungsi KJF Kabupaten/Kota. Hasil akhir diskusi kelompok pembekalan bagi KJF tentang tugas dan fungsi KJF Kabupaten/Kota dapat diunduh disini.

Senin, 20 Oktober 2014

RAKOR BAKORLUH KALSEL DAN BIMTEK SIMLUHKP PROVINSI KALIMATAN SELATAN

Rakor Bakorluh Kalsel dan Bimtek SIMLUH KP
Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan operasional  bagi para petugas SIMLUH KP tingkat Kabupaten/Kota tentang Pemutahiran Database dan Validasi SIMLUH KP, Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan (Bakorluh) provinsi Kalimantan Selatan menyelenggarakan Rapat Koordinasi Bakorluh dan Bimtek SIMLUH KP Tingkat Provinsi Kalimantan Selatan pada tanggal 20 Oktober 2014 bertempat di Aula Sekretariat Bakorluh Provinsi Kalimantan Selatan.
Rapat Koordinasi Bakorluh dan Bimtek SIMLUH KP Tingkat Provinsi Kalimantan Selatan dihadiri Sekretaris Bakorluh Kalsel, Wakil Ketua Komisi Penyuluhan Provinsi Kalsel, Kepala atau yang mewakili Bapelluh/BP4K Kab/Kota se-Kalsel, petugas entri SIMLUH KP Provinsi dan Kab/Kota se-Kalsel, penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan PNS  Provinsi Kalsel, UPT BBAT Mandiangin yang keseluruhannya berjumlah 40 orang.
Narasumber dalam kegiatan ini berasal dari Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Pusluh KP) Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan KKP, Sekretaris Bakorluh Kalsel dan Wakil Ketua Komisi Penyuluhan Provinsi Kalsel. Materi yang disampaikan dalam kegiatan tersebut diantaranya :
1.       Pengembangan Sistem Penyuluhan berbasis Kawasan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan,
2.       Penyampaian Hasil Focus Group Discussion (FGD) Komisi Penyuluhan Perikanan Nasional di Bandung,
3.       Pemanfaatan, Pendampingan dan Permasalahan Aplikasi SIMLUH KP Dalam Menunjang Kebijakan Kelautan  dan  Perikanan  Di Daerah dan Kebijakan Penyuluhan Perikanan Tahun 2014,
4.       Penyempurnaan Database SIMLUH KP dan Entri Data.

Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan efektivitas penyelenggaraan dan pengembangan penyuluhan kelautan dan perikanan di Kalimantan Selatan melalui pemanfaatan data SIMLUH KP. Tentunya dengan data yang objektif, valid, akurat, dan up to date (tepat waktu).

Senin, 13 Oktober 2014

Pencanangan Program Peningkatan Kehidupan Nelayan (PKN) di Kab. Kotabaru Kalsel

***Oleh : Andri Wahyudi***
Penandatanganan Prasasti Pada Pencanangan Program PKN
di Kab. Kotabaru Kalsel
Pencanangan Program Peningkatan Kehidupan Nelayan (PKN) bertempat di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Saijaan, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, pada tanggal 13 Oktober 2014.
Acara Pencanangan Program Peningkatan Kehidupan Nelayan (PKN) ini dihadiri oleh :
-    Menteri Kelautan dan Perikanan, yang diwakili oleh Sekjen KKP (Prof. Syarief Widjaya)
-        Menteri Riset dan Teknologi, yang diwakili oleh Deputi Relevansi dan Produktivitas Iptek (Dr. Agus Puji Prasetyono, M.Eng)
-       Menteri Koperasi, yang diwakili oleh Deputi Produksi
-     Gubernur Kalimatan Selatan, yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel (Muhammad Arsyadi, ME)
-      Kepala SKPD se-Provinsi Kalimantan Selatan
-   Bupati Kotabaru (H. Irhamni Ridjani, S.Sos, M.Si) dan jajaran pejabat di lingkup Pemerintah Kabupaten Kotabaru
-      Dewan Kelautan Indonesia yang diwakili oleh Sekretaris Dewan Kelautan Indonesia (Ir. Dedy H. Sutisna, MS)
-      Forum Komunikasi Kabupaten Kotabaru
-      Nelayan se-Kabupaten Kotabaru dan tamu undangan.
Acara Pencanangan Program Peningkatan Kehidupan Nelayan (PKN) di PPI Saijaan Kab. Kotabaru dibuka secara resmi oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, yang diwakili oleh Sekjen KKP (Prof. Syarief Widjaya), yang ditandai dengan pemukulan gong.
Setelah meresmikan kegiatan Pencanangan Program PKN, Sekjen KKP sempat melihat Master Plan pembangunan PPI Saijaan, dilanjutkan dengan pelepasan parade kapal/perahu nelayan yang diikuti kurang lebih 200 nelayan yang ada di Kabupaten Kotabaru.
Dalam sambutannya, Bupati Kotabaru menyampaikan bahwa potensi kelautan dan perikanan yang dimiliki Kabupaten Kotabaru sangat berlimpah, dari hasil laut maupun potensi wisatanya. Akan tetapi, sampai saat ini belum dikelola secara optimal. Sebagian besar nelayan yang ada di Kabupaten Kotabaru masih menggunakan sistem tradisional dalam melakukan kegiatan penangkapan. Oleh karena itu, Bupati berharap dengan adanya kegiatan Pencanangan Program Peningkatan Kehidupan Nelayan (PKN) dan Peringatan Hari Nusantara 2014 di Kabupaten Kotabaru, semoga pembangunan kelautan dan perikanan baik dari prasarana dan sarana maupun SDM nya dapat ditingkatkan, sehingga potensi kelautan dan perikanan yang ada di Kabupaten Kotabaru dapat dapat dikelola secara optimal dan berkelanjutan.
Menteri Kelautan dan Perikanan, dalam hal ini diwakili oleh Sekjen KKP, Prof. Syarief Widjaya, menyampaikan bahwa sesuai dengan Keputusan Presiden No 11 tahun 2011, yaitu mendorong percepatan kehidupan nelayan. Pola kehidupan nelayan Indonesia perlu ditingkatakan. Dengan adanya Program Peningkatan Kehidupan Nelayan (PKN) ini, yang perlu dilakukan nelayan antara lain :
-      Melihat tempat tinggal yang ditempati, sudah bersertifikat atau belum
-      Pendidikan putra/i nelayan
-      Kebersihan dan kesehatan lingkungan
-      dan yang tidak kalah penting membentuk kelompok yang terorganisir dengan baik.

Sesuai dengan program Presiden terpilih Joko Widodo, akan membentuk 1000 kampung nelayan, sehinga kemungkinan besar Program PKN akan tetap berlanjut. Selain membentuk 1000 kampung nelayan, direncanakan juga akan membentuk 100 sentra produksi maritim/perikanan, dengan tujuan untuk menambah pendapatan dari hasil perikanan sehingga kesejahteraan nelayan/pembudidaya dapat meningkat.

Sabtu, 27 September 2014

Pokdakan Melati Asal Kalsel Menjadi Pemenang Lomba GEMPITA REGIONAL V KALIMANTAN

***Oleh : Andri Wahyudi***
Pokdakan Melati Kalsel Pemenang Lomba Gempita Regional V
Dalam rangka mewujudkan visi, misi dan program Kementerian Kelautan dan Perikanan salah satunya adalah dengan Gerakan Nasional Masyarakat Peduli Industrialisasi Kelautan Perikanan (GEMPITA) dengan mengedepankan keberhasilan pelaku utama dan pelaku usaha dalam meningkatkan nilai tambah usaha sektor kelautan dan perikanan sehingga dapat memotivasi kelompok lainnya dalam bentuk suatu gerakan berskala nasional yang memberi semangat entrepreneur secara massif, untuk mendukung pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan dengan konsepsi industrialisasi perikanan.
Tujuan Penyelenggaraan Gerakan Nasional Masyarakat Peduli Industrialisasi Perikanan (GEMPITA) adalah :
a.       memberikan apresiasi kepada kelompok pelaku utama dan atau pelaku usaha atas peran sertanya dalam upaya mengembangkan kelompok dan industry perikanan sehingga telah menjadi contoh bagi kelompok usaha perikanan lainnya;
b.      mengakselarasi dinamika kelembagaan pelaku utama dan atau pelaku usaha dalam berorganisasi dan memberikan  motivasi kelompok pelaku utama dan atau pelaku usaha serta pemangku kepentingan bidang kelautan dan perikanan agar terus berkarya dalam kerangka mendorong perwujudan industrialisasi perikanan;
c.       mengakselarasi penyampaian informasi program dan kebijakan Kementrian Kelautan dan Perikanan, perolehan umpan balik dan penyamaan persepsi untuk penguatan sector kelautan dan perikanan.
Acara Lomba Gempita dibuka secara resmi oleh Gubernur Kalimantan Tengah (diwakili Staf Ahli Gubernur). Sebelum lomba dilaksanakan diadakan Temu wicara dengan narasumber:
1.       Ir. Coco Kokarkin Soetrisno (Direktur jenderal perikanan budidaya)
2.       Dr. Ir. Rina, MSi (Kapusluh KP)
3.       Staf Ahli Gubernur Kalteng
4.       Ir. Soetrisno (Kepala Badan KP dan Koordinasi Penyuluhan Kalteng)
5.       Ir Darmawan (Kadis Perikanan Prov. Kalteng)
Khusus GEMPITA regional V yang mewilayahi Provinsi yang ada di Kalimantan yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur (gugur dalam seleksi administrasi) dilaksanakan melalui kegiatan kelompencapir.
Peserta kegiatan lomba Kelompencapir sebanyak 3 kelompok pelaku utama / pelaku usaha perikanan yang merupakan kelompok terbaik dari perwakilan provinsi :
a.      Kalimantan Barat (Pokdakan Kawan Sejati dengan omzet Rp 2,3 M/th);
b.      Kalimantan Tengah (Poklahsar Sari Rasa dengan omzet Rp. 2,3 M/th);
c.Kalimantan Selatan (Pokdakan Melati dengan omzet Rp. 3,2 M/th)
Juri lomba Kelompencapir ini adalah dari unsur :
a.         Kementrian Kelautan dan Perikanan (Pusluh BPSDM KP);
b.         Akademisi (Universitas Kristen Palangkaraya);
c.          Pengusaha (Pengusaha Kalteng).
Mekanisme lomba pada kegiatan Kelompencapir Regional V ini adalah :
Ø  Penilaian Mandiri yakni penilaian yang dilakukan oleh peserta dengan mengisi form assessment mandiri yang disediakan panitia.  Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok sebagai bahan awal untuk penilaian portofolio.  Penilaian mandiri merupakan penilaian dari dan oleh peserta;
Ø  Penilaian portofolio dan pendalaman yakni penilaian untuk meneliti berkas portofolio/profil kelompok peserta lomba.  Tim juri melakukan verifikasi terhadap kelengkapan portofolio peserta lomba, pembahasan dan pendalaman terhadap portofolio peserta lomba dan tanya jawab.  Penilaian potofolio dan pendalaman diberikan bobot nilai sebesar 30% dari total penilaian;
Ø  Penilaian Performance/penampilan, merupakan tahap penilaian lomba yang dilakukan oleh tim juri dan disaksikan langsung oleh audiens.  Unsur yang dinilai adalah kemampuan dalam menjawab pertanyaan dan unjuk tangkas.  Penilaian performance/penampilan adalah menjawab pertanyaan dengan ruang lingkup pertanyaan yang berkaitan dengan program dan kebijakan Kementrian Kelautan dan Perikanan, besaran omzet, volume produksi, segmentasi pasar, desain kemasan dan promosi serta hal lain yang memperlihatkan performance kinerja usaha kelompok.  Unjuk tangkas dengan ruag lingkup meliputi substansi teknis sesuai dengan bidang usaha perikanan.  Kriteria penilaian berdasarkan keteparformenctan, kecakapan, kekompakan dan kecepatan.  Bobot nilai total dari penilaian performance sebesar 50%;
Ø  Penilaian oleh audiens dilakukan terhadap penampilan peserta pada saat lomba yang meliputi unsur perkenalan Yel – yel (singkat, jelas, menarik dan kreati, semangat dan kompak serta sesuai dengan bidang usaha.  Jawaban pertanyaan (ketepatan dalam menjawab soal, unjuk tangkas (ketepatan dan kecepatan, kekompakan) Bobot penilaian oleh audiens sebesar 20%.

Setelah melewati semua penilaian yang dilaksanakan oleh panitia pusat maka pemenang Lomba Kelompencapir regional V Wilayah Kalimantan adalah Pokdakan Melati dari Provinsi Kalimantan Selatan, Juara II Kelompok Pokdakan Kawan Sejati dari Provinsi Kalimantan Barat dan Juara III adalah Poklahsar Sari Rasa dari Provinsi Kalimantan Tengah.

Sabtu, 31 Mei 2014

SNI (Standar Nasional Indonesia) IKAN GURAMI menurut BSN (Badan Standarisasi Nasional)

  1. Induk Ikan Gurami (Osphronemus goramy, Lac.) Kelas Induk Pokok (Parent Stock), dapat dilihat disini
  2. Benih Ikan Gurami (Osphronemus goramy, Lac.) Kelas Benih Sebar, dapat dilihat disini
  3. Produksi Benih Ikan Gurami (Osphronemus goramy, Lac.) Kelas Benih Sebar,dapat dilihat disini

Media Penyuluhan Tercetak

Leaflet, Folder, Brosur dan Bulletin dapat digunakan untuk membuat media informasi penyuluhan perikanan secara tercetak. Pendampingan teknologi tidak cukup hanya dilakukan penyuluh perikanan melalui kunjungan, pertemuan kelompok pembudidaya dengan penyampaian materi secara lisan, tetapi juga diperlukan adanya dukungan materi teknologi tercetak yang akan berguna sebagai dokumentasi bagi pembudidaya / pelaku utama perikanan. Beberapa unsur kegiatan yang dapat dilakukan oleh penyuluh perikanan dalam menyampaikan materi informasi perikanan meliputi pembuatan materi informasi perikanan yang dikemas dalam bentuk media informasi penyuluhan perikanan berupa leaflet/liptan, folder, peta singkap, poster kartu kilat dan brosur serta tuntutan kemampuan penyuluh perikanan untuk menulis karya tulis ilmiah melalu media massa. 

Penyampaian informasi penyuluhan perikanan yang dikemas dalam media cetak majalah, bulletin dan surat kabar informasi yang dikabarkan harus dikemas dalam bentuk tulisan feature pengetahuan atau feature perjalanan yang merupakan bentuk tulisan penyuluhan perikanan dan biasa dikenal sebagai penulisan ilmiah popular. Dengan penyuluhan perikanan mau dan mampu membuat materi informasi perikanan yang dikemas dalam bentuk media informasi penyuluhan perikanan secara mandiri artinya penyuluh perikanan ikut membantu memecahkan permasalahan kurangnya dukungan media informasi perikanan secara tercetak, beberapa acuan atau pengertian dibawah ini dapat dijadikan pedoman pembuatan media informasi penyuluhan perikanan secara tercetak :
  1. LEAFLET / LIPTAN adalah jenis salah satu media informasi penyuluhan perikanan dalam bentuk lembaran informasi perikanan yang disajikan dalam selembar kertas berisikan uraian materi informasi perikanan, penampilan lembar leaflet/liptan tanpa ada pelipatan kertas. Pada bagian muka lembar leaflet berisikan judul tulisan dan uraian tulisan pembuka materi informasi yang akan disampaiakan dan pada bagian lembar belakang leaflet berisikan muatan isi materi lanjutan dari lembar depan leaflet. Isi materi informasi perikanan yang disampaikan melalui leaflet/liptan harus singkat jelas dan padat berupa pokok – pokok uraian yang penting saja dengan menggunakan kalimat yang sederhana. Untuk menarik minat sasaran pembaca leaflet/liptan sangat dianjurkan pembuatannya dilengkapi dengan pemberian gambar sederhana dan terfokus yang akan memperjelas materi tulisan. Leaflet/liptan dapat disampaikan kepada pembudidaya / pelaku utama perikanan saat kegiatan penyuluhan, pelatihan, demonstrasi, dan sebagainya. 
  2. FOLDER adalah media informasi penyuluh perikanan yang disajikan secara lembaran informasi perikanan dengan bentuk lembaran kertas yang dilipat – lipat secara teratur mulai dari dua lipatan kertas sampai pada belasan lipatan kertas tergantung dari lebar kertas yang digunakan. Umumnya folder yang digunakan untuk penyuluhan perikanan terdiri dari 3 lipatan kertas, dengan penyajian uraian materi yang berkesinambungan dari masing – masing lipatan kertas. Materi informasi perikanan yang disampaikan melalui folder harus berupa tulisan yang berisikan uraian singkat sistematis tentang suatu masalah, penulisan folder pada prinsipnya tidak berbeda dengan penulisan leaflet/liptan yang agak berbeda adalah cara penyajian pokok-pokok pembahasan yang pada folder disajikan lebih mendetail dan sistematis dibandingkan leaflet/ liptan dengan penyajian disesuaikan dengan kebutuhan. Penyajian ilustrasi gambar pada folder sangat dianjurkan dengan gambar yang sederhana dan di berikan warna. Penyampaian folder kepada sasaran dapat dilakukan pada saat kegiatan penyuluhan, pelatihan, demonstrasi, dan dapat juga digunakan sebagai bahan diskusi kelompok pada saat kegiatan pertemuan kelompok. 
  3. BROSUR adalah salah satu media informasi penyuluhan perikanan yang disampaikan dalam bentuk kemasan buku tipis dengan jumlah lembaran maximal 60 halaman, berisikan uraian singkat padat dan merupakan pedoman praktis  yang dapat menjadi acuan petunjuk untuk melaksanakan suatu kegiatan. Tulisan pada brosur harus sistematis dan berisikan uraian yang tuntas, jelas, singkat dan padat. Penyajian brosur yang menarik harus dilengkapi dengan foto dan gambar. Brosur selain dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi pembaca brosur juga dapat digunakan sebagai sumber bacaan pada kegiatan penyuluhan, pelatihan, demonstrasi, dan pertemuan kelompok perikanan. 
  4. GAMBAR LIPAT adalah gambar berangkai dari suatu bahasan materi pembelajaran, yang setiap gambarnya ditempel pada karton yang berukuran lebih kurang 25 x 25 cm dan dirangkaikan satu sama lain sehingga membentuk satu seri gambar lipat untuk diproyeksikan dengan opaque projector. Jumlah gambar tergantung dari keperluan visual yang dibutuhkan untuk satu bahasan materi pembelajaran. Gambar yang digunakan dapat berasal dari pemotretan (foto), menggunting dari majalah, surat kabar, digambar, ditulis secara langsung. 
  5. PETA SINGKAP (FLIP CHART) adalah lembaran-lembaran kertas berisi gambar atau tulisan yang disusun secara berurutan, bagian atasnya disatukan sehingga mudah disingkap. Tujuan : Menjelaskan suatu proses atau rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan bidang perikanan secara sistematis. Sasaran : Sekelompok pembudidaya, pengolah, nelayan (pelaku utama perikanan). Keunggulan: Dapat menjelaskan kepada sasaran tanpa membelakangi, bisa membangun cerita melalui gambar, bisa menampilkan proses/kegiatan secara terpisah-pisah, mudah digunakan tanpa bantuan peralatan lain. Kelemahan: Efektifitas penyajian tergantung dari kemampuan penyaji berimprovisasi penjelasan-penjelasan yang ada dibelakang gambar, biaya relatif mahal dibanding media cetak lainnya seperti folder, leaflet, tidak dapat diguakan untuk belajar mandiri. 
  6. POSTER Lembaran kertas yang berisi pesan penyuluhan dalam bentuk gambar dan tulisan. Tujuan : untuk menyampaikan informasi tentang sesuatu hal yang berkaitan dengan perikanan, agar tumbuh perhatian dan minat pada sasaran. Sasaran : Para pelaku utama perikanan. Keunggulan : Citra visualnya mampu menyampaikan pesan secara cepat dan langsung, mampu menjangkau sasaran lebih banyak, dapat ditempel di tempat yang strategis dimana saja, mudah dan cepat dimengerti. Kelemahan : Untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam, memerlukan media lain, tidak dapat menjamin tumbuhnya satu pengertian yang sama diantara sasaran, mudah rusak, robek, dan hilang. Materi : Berisi satu pesan, berupa pemberitahuan, ajakan, peringatan. Isi pesan : Gambar lebih besar daripada tulisan, gambar terlihat jelas dari jarak 5 meter, menggunakan susunan kata yang menarik dan sederhana agar mudah dimengerti, pesan utama tidak lebih dari 7 kata. Penggunaan : Ditempelkan pada tempat strategi yang mudah dilihat dan dilalui sasaran. 


"Semoga bermanfaat"

Kamis, 29 Mei 2014

Penstabil Lingkungan Air Kolam Ikan (Kompos, Batang dan daun Pisang)


Menghadapi musim ekstrim dimana pada malam hari suhu udara dingin sekali dan siang panas sekali menyebabkan banyaknya ikan lele yang mengalami penyakit dan kematian mendadak. Kondisi ini disebabkan karena suhu dingin yang memudahkan penyakit seperti virus dan jamur mudah berkembang dan menyerang ikan lele. Seperti penyakit mulut putih, belang putih, yang banyak disebabkan oleh virus dan jamur. Penambahan perlakuan garam dan pergantian air sering kali tidak memberikan hasil yang baik dan jutsru akan memperbanyak ikan yang mati. Hal ini terjadi karena suhu air tetap dingin sehingga tidak akan banyak berpengaruh untuk ikan lele. Lalu bagaimana agar suhu kolam bisa tetap stabil???

 


Salah satu tehnik yang kami lakukan yaitu dengan pembenaman kedalam kolam berupa kompos kotoran sapi dan pembenaman batang dan daun pisang yang sudah tua. Dan akan selalu kami berikan didalam kolam mulai dari ukuran masuk ikan lele hingga panen.. Untuk gedebok pisang jumlahnya akan kami kurangi. Dosis yang biasa kami lakukan yaitu untuk ukuran 4 x 2 kami isi 4-5 karung kompos dengan ukuran karung 30 kg. Sehingga jika kolam lebih luas maka bisa ditambahkan kembali.karung komposnya.

Mengapa bahan tersebut bisa menjaga kestabilan lingkungan air kolam??
Dibutuhkan aksi metabolisme mikroba yang akan menghangatkan lingkungan air kolam. Mikroba yang berasal baik dari kompos dan daun batang pisang hidup dan bermetabolisme didalam kolam. Aktifitas mikroba akan menghangatkan lingkungan air kolam. Batang pisang yang juga mengandung glukosa dan sellulosa merupakan sumber energi atau sumber makanan untuk mikroba yang hidup didalam air. Menambah pakan alami didalam kolam sehingga menjaga kestabilan lingkungan air kolam. Kondisi air dalam pH yang netral, dan suhu yang stabil.
Semoga Informasi Ini Bisa Bermanfaat
Terima kasih
 
Sumber : www.randifarm.com