1. Persiapan Wadah Pemeliharaan
Persiapan kolam pada kegiatan pembesaran pada prinsipnya sama seperti persiapan kolam pada kegiatan pendederan yaitu perbaikan kolam, pemupukan, pengapuran, dan pengisian air.
- Perbaikan kolam : perbaikan pematang dan pemasangan saringan atau perbaikan pipa-pipa pada pintu pemasukan atau pengeluaran air
- Pemupukan dilakukan untuk menumbuhkan pakan alami, sehingga tersedia pakan yang cukup selama pemeliharaan. Adapun dosis yang digunakan adalah 500 gr/m2.
- Pengapuran dilakukan untuk menstabilkan tingkat keasaman (pH) pada kolam. Dosis yang digunakan adalah 50 gr/m2.
- Kolam diisi air setinggi 70 – 100 cm.
2. Penebaran Benih
a. Pendederan 1
Ukuran benih yang ditebar 0,75-1 cm dengan padat tebar 100 ekor/m2. Lama pemeliharaan untuk dipendederan 1 kurang lebih 20 hari dengan ukuran panen 1-2 cm.
b. Pendederan 2
Ukuran benih yang ditebar 1-2 cm dengan padat tebar 80 ekor/m2, sedangkan pemberian pakan 20 %. Lama pemeliharaan untuk dipendederan 2 kurang lebih 30 hari dengan ukuran panen 2-4.
c. Pendederan 3
Ukuran benih yang ditebar 2-3 cm dengan padat tebar 60 ekor/m2. Lama pemeliharaan untuk dipendederan 3 kurang lebih 40 hari dengan ukuran panen 4-6.
d. Pendederan 4
Ukuran benih yang ditebar 4-6 cm dengan padat tebar 45 ekor/m2. Lama pemeliharaan untuk dipendederan 4 kurang lebih 40 hari dengan ukuran panen 6-8 cm.
e. Pendederan 5
Ukuran benih yang ditebar 6-8 cm dengan padat tebar 30 ekor/m2. Lama pemeliharaan untuk dipendederan 5 kurang lebih 40 hari dengan ukuran panen 8-11 cm.
Dalam pemilihan benih tebaran, perhatikan hal-hal berikut ini :
• Kondisi benih sehat, tidak cacat/luka dan gerakan lincah
• Warna sisik tidak terlalu hitam
• Sisik tubuh lengkap/ tidak ada yang lepas
• Tubuh tidak kaku
• Ukuran seragam
Penebaran benih dilakukan 5 hari setelah pemupukan dengan padat tebar dan tinggi air sesuai ukuran benih berikut pakannnya (lihat Tabel ).
Tabel Padat tebar benih, tinggi air dan jenis pakan
Tahap
|
Tinggi Air
|
Padat Tebar
|
Jenis Pakan
|
P 1
|
30-40 cm
|
100 ekor/m2
|
Zooplankton, tubefex, pelet halus
|
P 2
|
40-50 cm
|
80 ekor/m2
|
Tepung ikan, bungkil atau pelet halus
|
P 3
|
50-60 cm
|
60 ekor/m2
|
Pelet remah/ pelet kecil
|
P 4
|
60-80 cm
|
45 ekor/m2
|
Pelet/ daun-daunan (sente, talas, kajar)
|
P 5
|
80-100 cm
|
30 ekor/m2
|
Pelet/ daun-daunan (sente, talas, kajar)
|
f. Pembesaran
Ukuran benih yang ditebar 8-11 cm dengan padat tebar 20 ekor/m2, sedangkan pemberian pakan 4 %, dengan frekuensi pemberian 2 -3 kali/hari. Lama pemeliharaan untuk pembesaran kurang lebih 6 bulan dengan ukuran panen 500-700 gr/ekor dan sintasan mencapai 90 %. Pakan yang digunakan selama pemeliharaan hingga panen dalam pembesaran adalah pelet dan daun-daunan (sente, talas, kajar).
3. Hama dan Penyakit
a. Hama
Bebeasan (Notonecta), Uncrit (Larva cybister), Katak (Rana spec), Ular , Linsang/ biawak, Burung, Ikan Gabus, dan Belut dan Kepiting.
Beberapa jeis ikan peliharaan seperti tawes, mujair dan sepat dapat menjadi pesaing dalam perolehan makanan. Oleh karena itu, sebaiknya benih gurami tidak dicampur pemeliharaannya dengan jenis ikan yang lain. Untuk menghindari gurami dari ikan-ikan pemangsa, pada pipa pemasukkan air dipasang serumbung atau saringan ikan agar hama tidak masuk ke dalam kolam.
b. Penyakit
Binti Merah (White Spot), Bengkak Insang dan Badan ( Myxosporesis), Cacing Insang, Sirip dan Kulit (Dactypogyrus dan girodactyrus), Kutu Ikan (Argulosis), Jamur, Gatal (Trichodiniasis), Bakteri psedomonas flurescens, Bakteri aeromonas punctata
4. Pengendalian Penyakit
Obat herbalis sebagai pengganti obat-obatan kimia antara lain Sirih (Piper betle L) dan Ekstrak Daun Kipahit (Picrasma javanica).
Pengobatan bagi ikan-ikan yang sudah cukup memprihatikan keadaannya, dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia diantaranya : Pengobatan dengan Kalium Permanganat (PK), Pengobatan dengan Neguvon, dan Pengobatan dengan garam dapur
5. Panen
Pemanenan pada kegiatan pembesaran ikan gurami pada dasarnya sama dengan kegiatan pendederan, pemanenan sebaiknya dilakukan pada sore, malam atau pagi (sebelum matahari terbit), pemanenan yang dilakukan pada siang hari menyebabkan kondisi ikan cepat turun karena kepanasan baik pada saat proses pengemasan maupun proses pengiriman, turunnya kondisi ikan tersebut akan meningkatkan potensi ikan menjadi stres dan dapat mengakibatkan kematian, namun apabila akan dipanen dan ikan mau dimatikan maka panen dapat dilakukan pada siang hari.
6. Pascapanen
Penanganan pascapanen ikan gurami dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun ikan segar, penanganan suhu ikan tetap dingin.
Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian, yaitu : Sistem terbuka,dan Sistem tertutup
Sumber :
Halim, Mochamad Abdul. 2011. Budidaya Ikan Gurami. Materi Penyuluhan Kelautan dan Perikanan. Pusat Penyuluhan KP-BPSDMKP. Jakarta