Rabu, 19 Juni 2019

Budidaya Ikan Tawes

Ikan Tawes (Puntius javanicus) merupakan ikan peliharaan yang berasal dari sungai, tergolong dalam marga Cyprinidae seperti ikan mas dan nilem.  Bentuk tubuh ikan tawes mirip dengan ikan mas, tetapi badannya lebih memanjang dengan sirip punggung relative lebih panjang. Pada mulutnya terdapat dua kumis dan bibirnya berkeruk-keruk sebagai tanda pemakan jasad penempel.

Ciri-ciri ikan tawes yaitu bentuk badannya memanjang dan kecil, sedangkan sisiknya berwarna putih keperak-perakan. Panjang batang ekor ikan tawes dan tinggi badannya yang terendah adalah sama.  Ikan tawes mempunyai tanda hitam pada pangkal ekor.

Di perairan umum ikan tawes berkembangbiak pada akhir musim penghujan, sedangkan di kolam berkembangbiak sepanjang tahun jika terdapat cukup air jernih. Kematangan kelamin dicapai pada akhir musim pertama berukuran 15-20 cm, telur transparan demersal. Fekunditas bervariasi antara 50.000-94.000 butir dari induk beratnya 130-255 gr. Untuk ketinggian tempat yang cocok dalam pemeliharaan 800 m di atas permukaan laut, suhu 18-28 derajat C.

DESKRIPSI IKAN
Sistematika ikan tawes adalah sebagai berikut:
Species        : Puntius javanicus
Gernus         : Puntius
Sub famili    : Ciprininae
Famili          : Cyprinedae
Sub ordo      : Cyprinoidea
Ordo            : Ostariophysi

Sedikitnya ada empat macam ikan tawes yang biasa ditemukan yaitu:
1.    Tawes biasa: sisik berwarna putih kelabu.
2.    Tawesbule: sisik albino, mulai terdapat pada tahun 1936
3.    Tawessilap: sisik berwarna putih kelabu bercampur dengan sisik keperak-perakkan.
4.    Tawes kunpay: sisik berwarna kelabu, ekornya terutama sirip dada dan ekor panjang.

Ikan tawes merupakan ikan sungai, dapat hidup pada salinitas 7 ppm. Jenis ikan ini sangat cocok dipelihara dikolam-kolam, waduk dan sawah. Ikan tawes digolongkan termasuk sebagai herbivore. Pemijahan di kolam terjadi sepanjang tahun, tidak ada musim. Di sungai atau di perairan umum pemijahan terjadi pada permulaan musim penghujan.

PROSES BUDIDAYA

Pemeliharaan ikan tawes biasanya dilakukan secara tradisional, penanaman dilakukan baik dikolam ataupun di sawah. Pada umumnya pemeliharaan ikan tawes dilakukan secara polikultur dengan jenis-jenis ikan lainnya, yaitu dengan jenis ikan yang mempunyai sifratmaan yang berlainan seperti ikan mas yang memakan jasad-jasad dasar, tambakan pemakan plankton, nilem pemakan jasad-jasad penempel (periphiton). Susunan campuran pemeliharaan bervariasi bergantung kepada ikan utama yang dikehendaki dan kesuburan kolam.

Penyakit pada ikan tawes adalah Icthyophirius, Dacthylogyrus dan gyrodctylus, penyakit ini tidak berbahaya dan belum pernah di amati terjadi kematian masal. Dacthylogyrus dapat menyebabkan kerusakan pada ujung-ujung filament insang. Pada benih-benih yang di berok sering dijumpai Cyclochaeta. Pada ikan yang terserang ini pada insang umumnya merana menyebabkan ikan menjadi kurus. Myxobolus merupakan penyakit yang berbahaya yang dapat menyebabkan kematian masal. Lernaea jarang menyerang benih dan ikan dewasa.

PENANGANAN PENYAKIT

Penyakit yang menyerang Ikan Tawes antara lain Gyrodactylus dan Mixobolusspp yang kerap menyerang pada benih sampai ikan dewasa.

GYRODACTYLIASIS
Penyebab: Parasit ini termasuk monogenia; menyerang pada bagian tubuh dan sirip ikan.
Jenis dan ukuran: Hampir semua jenis ikan air tawar, terutama ukuran benih.
Gejala klinis: Ikan menjadi lemah, nafsu makan berkurang, frekuensi pernapasan meningkat dan produksi lender meningkat.
Faktor pendukung: Kualitas air yang menurun, kekurangan pakan, padat tebar tinggi dan fluktuasi suhu air selalu berubah.
Penularan: Melalui air dan kontak langsung dengan ikan yang terinfeksi.
Verifikasi: Pengamatan melalui microkopis.
Pencegahan: Meningkatkan kualitas air; Pemberian pakan tepat mutu dan jumlah yang diperlukan; Pengendapan air dan pemasangan saringan pada pintu pemasukan.
Pemberantasan: Perendaman dengan larutan garam dapur, dosis 12,5-13 gr/m2selam 24-36 jam; Perendaman dengan larutan formalin 40 ppm selama 24 jam.

MYXOSPOREASIS
Penyebeb : Mixobolusspp, parasit ini; termasuk kelompok myxosporea
Jenis dan ukuran: Myxobolus spp biasanya; menyerang pada bagian insang saat benih, mulai berumur 1 bulan
Gejala klinis: Adanya benjolan menyerupai tumor pada insang ikan, bahkan sering disebut penyakit amandel
Faktor pendukung:  Kualitas air menurun dan padat tebar yang tinggi
Penularan: Melalui air danikan yang mudah terinfiksi.
Verifikasi: Pengamatan mikroskopis
Pencegahan: Pengendapan air dan pemasangan saringan pada pintu pemasukan; dilakukan pengapuran dan pengeringan kolam. 

DAFTAR PUSTAKA
Daelani Deden A.S., 2001. Agar Ikan Sehat. Penebar Swadaya, Cianjur.
Dinata Sumanta K., 1983. PengembangbiakanIkan-ikanPeliharaan di Indonesia. PT SastraHudaya, Bogor.
Rohmat C. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Tawes Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.