Belum lama ini, Journal of the American Medical Assosiciation (JAMA) telah mempublikasikan studi internasional baru tentang peran makan ikan yang dapat mengurangi risiko penyakit diabetes pada anak-anak.
Dalam studi tersebut disimpulkan bahwa sebuah pola makan (diet) yang kaya dengan minyak omega3, yang ditemukan melimpah pada ikan dan berbagai seafood lainnya dapat memotong peluang risiko sebesar 55 % terhadap diabetes tipe 1 pada anak-anak. Hal ini merupakan temuan yang sangat penting bagi anak-anak di Autralia, karena rerata kasus penyakit ini relatif lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain. Studi dilakukan selama 6 tahun, melibatkan 1700 anak-anak dan diklaim sebagai penelitian yang pertama mengaitkan dengan diet anak-anak (diatas balita). Studi diketuai oleh Dr. Jill Norris, epidemilogist dari Universitas Colorado, Amerika Serikat. Temuan tersebut sangat signifikan dan menggembirakan karena nampaknya dimungkinkan untuk mengatasi suatu penyakit melalui intervensi nutrisi.
Penyakit dibetes tipe 1, umumnya diwariskan, sehingga penelitian difokuskan kepada anak-anak yang berisiko tinggi, yaitu yang mempunyai jenis genetis (genotype) berisiko tinggi atau yang mempunyai orang tua atau saudara kandung penderita diabetes. Para peneliti menemukan bahwa, anak-anak yang banyak makan ikan, kacang-kacangan dan pangan sumber asam lemak omega-3 lainnya berkurang 55 % kemungkinannya menjadi penderita diabetes. Pemerintah Federal Australia melalui Institute of Health & Welfare (AIHW) baru-baru ini mengumumkan data, kasus baru diabetes tipe 1 pada anak-anak yang cukup meningkat dan menuntut perhatian lebih. Diantara 6100 anak-anak dibawah usia 15 tahun yang telah menderita diabetes tipe 1 lebih dari 7 tahun, jumlah kasusnya telah meningkat, naik dari 19 menjadi 23 per 100.000 anak pada periode tahun 2000 - 2005.
Adanya temuan baru untuk pengobatan maupun pencegahan penyakit melalui intervensi nutrisi ini sangat penting, tidak hanya bagi anak yang bersangkutan tetapi juga bagi kedua orang tuanya. Meskipun penelitian tersebut baru mampu menunjukkan penurunan risiko, tetapi hal tersebut telah merupakan langkah awal yang menjanjikan. Diduga zat penting dari omega3 yang paling berpengaruh adalah kandungan anti-inflamatory yang cukup tinggi. Diantara pertanyaan yang ditujukan kepada orang tua anak dalam daftar kuisioner adalah
ukuran porsi makan ikan dari anak yang menjadi obyek penelitian yaitu sekitar 85 gram hingga 115 gram, dengan kisaran dari tidak pernah hingga 6 kali atau lebih dalam sehari. Secara spesifik, mereka ditanya tentang frekuensi makan tuna, mackarel, salmon, sardin, tailor dan swordfish, serta ikan lainnya, udang, lobster dan scallop. Hal yang menarik dalam penelitian tersebut adalah, adanya 45 anak dalam kelompok tersebut yang paling berpeluang untuk menderita diabetes tipe 1 adalah anak-anak yang paling sedikit mengkonsumsi omega3 dari ikan dan sumber lainnya.
Tentu saja, kepada orang tua yang mempunyai anak bermasalah dengan diabetes tipe 1 sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan advis medis langsung yang lebih pribadi sifatnya. Bagimanapun hasil studi di Amerika Serikat tersebut telah membawa pencerahan dan bahwa makan ikan sangat bermanfaat bagi semua kelompok umur.
“Para peneliti menemukan bahwa, anak-anak yang banyak makan ikan, kacang-kacangan dan pangan sumber asam lemak omega3 lainnya berkurang 55 % kemungkinannya menjadi penderita diabetes”
Sumber Diolah : Ditjen P2HP