Selain
kabut asap, ada permasalahan tahunan yang dihadapi warga Kalimantan Selatan
khususnya para pembudidaya ikan di Kecamatan Aranio dan Karang Intan, Kabupaten
Banjar, disaat musim kemarau panjang seperti sekarang ini.
Ratusan ton ikan mati di karamba jaring apung (KJA)kawasan perairan
waduk Riam Kanan Kabupaten Banjar. Kawasan KJA yang memanjang kurang lebih 40
km, yang didominasi ikan nila, mas, dan baung, di sepanjang perairan waduk Riam
Kanan, selama tiga hari terakhir mengalami penurunan permukaan air yang sangat
drastis, sehingga kadar amoniak di dasar perairan naik, kemudian mengalami
kekurangan oksigen. Hal ini diperkirakan yang menyebabkan ratusan ton ikan
mengapung di permukaan dan akhirnya mati seketika.
Menurut salah satu pembudidaya ikan di Aranio, fenomena seperti ini
memang sering terjadi setiap musim kemarau datang, akan tetapi dari 8 tahun
terakhir, ini merupakan yang terparah yang dialaminya, hampir semua ikan yang
dipelihara dari ukuran benih sampai ukuran konsumsi mati semua.
Hal ini dibenarkan oleh penyuluh perikanan yang mewilayahi Kecamatan
Aranio. Dalam waktu 2 hari saja,puncaknya pada hari Jumat (24/10/2014)kemarin, ikan
yang mati sampai 100 ton, itu ikan yang sudah siap dikonsumsi, apabila
dikalkulasi dengan harga ikan di karamba Rp 23.000/kg, kerugian para
pembudidaya ikan dalam waktu 2 hari saja mencapai 2,3 M.
Para pembudidaya berharap, pemerintah setempat dan pihak-pihak yang
terkait baik dari Kabupaten maupun Provinsi dapat segera mengambil
langkah/solusi untuk mengatasi permasalahan ini. Sehingga kematian ikan tidak
berlanjut sampai bagian hilir sungai, karena tidak menutup kemungkinan ini
dapat menular melalui air yang mengalir. Dan semoga kejadian ini tidak terulang
kembali di musim kemarau mendatang.