Pokdakan Tambak Makmur di Rembang berhasil membuat pakan ikan dari telur ayam gagal tetas. Ujicoba pada bandeng menunjukkan hasil bagus. Gerakan Pakan Ikan Mandiri (Gerpari) mendapat respons positif dari pelaku usaha budidaya. Hal ini dikarenakan harga pakan ikan makin tinggi, tapi tak diikuti kenaikan harga jual ikan.
Akibatnya, tingkat keuntungan pembudidaya rendah bahkan merugi. Upaya pembuatan pakan ikan mandiri berbasis bahan baku lokal yang lebih murah terus dilakukan masyarakat. Namun masih terhambat berbagai faktor yaitu penyediaan sarana (mesin pelet), rendahnya pengetahuan tentang formula pakan ikan, dan lain-lain.
Terobosan dalam membuat pakan ikan mandiri dilakukan oleh Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Tambak Makmur yang berlokasi di Desa Tritunggal, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Kelompok binaan BBPBAP Jepara yang merupakan salah satu UPT Ditjen Perikanan Budidaya, itu mencoba memanfaatkan telur ayam infertil (gagal tetas) sebagai bahan baku pakan ikan. Selain berkadar protein tinggi, telur gagal tetas ini juga merupakan bahan yang ekonomis dalam memproduksi pakan ikan mandiri.
Kebetulan di daerah Rembang banyak terdapat perusahaan penetasan telur ayam yang menghasilkan banyak telur gagal tetas. Ketua Pokdakan Tambak Makmur, Tris, mengatakan bahwa untuk menghasilkan 500 kg pakan per hari, diperlukan telur infertil sebanyak 200 kg. Lalu, dicampur dengan tepung daging anak ayam 200 kg, telur retak 50 kg, silase artemia dewasa sebanyak 5 liter, dedak halus 50 kg dan tapioka 5 kg. Semua bahan dicampur dan diaduk secara merata.
Menurut Tris, untuk menghasilkan pakan pasta, campuran ini ditambah air 350 ml untuk tiap 1 kg. Sedangkan untuk membuat pakan berbentuk pelet ditambahkan air 250 ml per 1 kg campuran. Kemudian diaduk hingga rata dan selanjutnya bahan adonan dicetak menjadi pelet dengan mesin cetak pelet (mesin giling daging).
Hasilnya sangat memuaskan. Dari hasil percobaan di lapangan menunjukkan bahwa ikan bandeng yang diberi pakan buatan dari telur infertil ini tumbuh cepat mencapai ukuran 5-6 ekor/kg selama pemeliharaan 4 bulan. Sedangkan ikan bandeng yang tanpa diberi pakan ini hanya mampu mencapai ukuran 12 ekor/kg dengan lama pemeliharaan yang lebih lama, 12 bulan. Hasil pada ikan lele pun sama memuaskannya, sedangkan pada udang baru dilakukan uji coba, dan belum diketahui hasilnya. Terobosan yang dilakukan Pokdakan Tambak Makmur membuktikan bahwa pakan ikan murah dapat dibuat menggunakan bahan baku telur gagal tetas, dengan hasil yang sangat bagus.
Pakan ikan murah ini terbukti mampu menghemat biaya penggunaan pakan sebesar Rp 3.000 per kg dibandingkan jika menggunakan pakan pabrikan. Pakan memang merupakan ongkos produksi terbesar dalam usaha budidaya ikan. Karena itu, para pembudidaya ikan dituntut melakukan terobosan untuk menekan biaya itu.
Sumber : Pakan Buatan dari Telur Infertil. Tabloid Akuakultur Indonesia. Edisi No.15 Th 3 Mei - Juni 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar