Setiap tahun arwana 2 kali memijah. Namun, jumlah telur dan masa birahi induk mencari pasangan dengan cara saling berkejaran satu dengan yang lain. Pasangan berjodoh akan berenang berduaan dipinggir kolam dan memisahkan diri dari kelompok sampai saat berpijah. Untuk menjaga pasangannya, induk berjodoh akan melawan jika ada induk lain yang mendekat.
Jika masa pendekatan selesai, pasangan siap kawin. Namun, proses pemijahan tidak berlangsung begitu saja. Daya rangsang luar seperti curah hujan, suhu, pH, dan kondisi air mengalir akan mempengaruhi induk betina melepas sel telur. Arwana memijah setelah 2-3 hari hujan sehingga suhu air turun menjadi sekitar 27 derajat C. Setelah itu tidak ada hujan selama 2-3 minggu sampai suhu air meningkat menjadi 29 derajat C.
Begitu betina mengeluarkan telur, jantan segera menyemprotkan sperma. Proses itu berlangsung di dasar kolam selama 20-30 menit. Telur di buahi akan diambil dan disimpan di dalam mulut si jantan. Induk betina akan menjaga dan melindungi jantan dari gangguan di sekitarnya.
Proses pemijahan hingga pembuahan berlangsung 3 bulan. Sedangkan masa pengeraman di dalam mulut 40-41 hari. Selama itulah induk jantan berpuasa. Ukuran mulut jantan menjadi lebih besar dan rahang bawah menggelembung. Hingga menetas larva tetap tersimpan dalam mulut induk jantan. Setelah mampu berenang pada umur sekitar 2 minggu, larva dimuntahkan keluar dari mulut si jantan. Jika ini dibiarkan larva yang baru menetas dapat dimakan kembali oleh si induk atau di mangsa arwana lain. Karena itu larva perlu di panen paksa sebelum masa pengeraman berakhir.
Sumber :
Suharyadi. 2011. Budidaya Ikan Arwana. Materi Penyuluhan Perikanan. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan - BPSDMKP. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta
Sabtu, 30 Maret 2019
Jumat, 29 Maret 2019
Memelihara Larva Ikan Arwana
Larva yang baru dipanen ditempatkan di akuarium bervolume air 100 liter. Kepadatan 10-15 ekor larva per akuarium. Pakan belum diberikan karena di kantung perut masih menempel kuning telur (yolksak) sebagai sumber nutrisi. Perhatikan kesehatan larva dan kualitas air. Itu untuk menjamin daya hidup (survival rate) hingga 75-90%. Gunakan air tanah untuk pemeliharaan larva. Saring dan endapkan lebih dahulu sebelum di gunakan. Kadar besi maksimal 0,4 ppm, suhu air 28oC, dan pH 6,5-7. Perubahan suhu dan pH secara mendadak menyebabkan kematian larva.
Pemasangan heater selama1x24 jam dan lampu akuarium menjaga suhu tetap stabil. Untuk menjaga pH stabil sebaiknya ganti air secara teratur dan kontinu 3 x sehari. Caranya, sedot air akuarium dan kotoran yang mengendap. Saat tinggi air sekitar2-3 cm air baru dimasukkan ke akuarium, tetapi penyedot tetap dilakukan hingga semua kotoran terbuang. Kebutuhan oksigen dipenuhi dengan memasang aerator.
Pakan baru diberikan setelah kuning telur habis dikonsumsi larva. Saat itu larva 1,5 bulan dengan panjang 7-8 cm. jenis pakan untuk larva berupa udang atau ikan kecil berukuran 1-2 cm. pakan diberikan sedikit demi sedikit hingga larva menolak makan.
Arwana siap jual jika ukuran mencapai ukuran 12 cm, atau 2 bulan setelah panen. Sesuai peraturan CITES arwana harus dipasangi mikrocip sebelum diperdangangkan. Ini sebagai tanda arwana hasil tangkaran.
Sumber :
Suharyadi. 2011. Budidaya Ikan Arwana. Materi Penyuluhan Perikanan. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan - BPSDMKP. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta
Pemasangan heater selama1x24 jam dan lampu akuarium menjaga suhu tetap stabil. Untuk menjaga pH stabil sebaiknya ganti air secara teratur dan kontinu 3 x sehari. Caranya, sedot air akuarium dan kotoran yang mengendap. Saat tinggi air sekitar2-3 cm air baru dimasukkan ke akuarium, tetapi penyedot tetap dilakukan hingga semua kotoran terbuang. Kebutuhan oksigen dipenuhi dengan memasang aerator.
Pakan baru diberikan setelah kuning telur habis dikonsumsi larva. Saat itu larva 1,5 bulan dengan panjang 7-8 cm. jenis pakan untuk larva berupa udang atau ikan kecil berukuran 1-2 cm. pakan diberikan sedikit demi sedikit hingga larva menolak makan.
Arwana siap jual jika ukuran mencapai ukuran 12 cm, atau 2 bulan setelah panen. Sesuai peraturan CITES arwana harus dipasangi mikrocip sebelum diperdangangkan. Ini sebagai tanda arwana hasil tangkaran.
Sumber :
Suharyadi. 2011. Budidaya Ikan Arwana. Materi Penyuluhan Perikanan. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan - BPSDMKP. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta
Rabu, 27 Maret 2019
Persiapan Induk Ikan Arwana Untuk Pemijahan
Calon induk berumur 5-6 tahun. Panjang tubuh 60 cm dan bobot sekitar 4 kg. Agar menghasilkan anakan yang murni dan berkualitas, strain kedua calon induk harus sama. Hindari meyatukan ikan berbeda strain dalam satu kolam Syarat lain, calon induk sehat dan bebas penyakit.
Ikan cacat bungkuk tidak layak dijadikan induk. Sebab, perut mengerut sehingga kualitas sel telur kurang baik dan mudah mati. Yang juga dihindari sebagai induk ikan bertutup insang tidak menututup sempurna, terutama pada induk jantan. Sebab, ia kesulitan mengerami telur didalam mulut. Cacat lain seperti sungut terputus, ekor patah, atau sisik berdiri masih layak. Sebab, tidak mempengaruhi kualitas telur dan anakan.
Hingga saat ini belum ada satu pun penakar yang bisa menentukan jenis kelamin arwana secara akurat. Dari pengamatan bertahun-tahun, beberapa penangkar berpengalaman memberikan beberapa criteria penentuan jenis kelamin.
Arwana jantan:
- bertubuh lebih panjang dan ramping
- Kepala besar, mulut agak lebar,
- dada dan sirip dada lebih panjang, serta
- sirip punggung menyempit.
Arwana Betina:
- tubuh lebih pendek, lebar, dan agak gemuk.
- Kepala meruncing dengan mulut lebih kecil.
- Dada dan sirip dada lebih pendek, dan
- sirip punggung melebar.
Hampir tidak ada pedagang yang menjual induk siap pijah berumur di atas 5 tahun. Kebanyakan calon penakar mendapatkan induk dari hobiis yang bosen dengan arwana dewasa. Karena langka, calon penangkar harus menyiapkan calon induk dari ukuran kecil. Mereka mesti menunggu waktu 4-5 tahun. Keuntungannya, harga lebih murah dan kualitas terjamin. Pembesaran calon induk sebaiknya bertahap. Selain disesuaikan dengan ruang gerak dan aktivitas ikan, cara ini juga mempermudah pemeliharaan dan perawatan.
Calon induk berumur dibawah dua tahun, atau panjang dibawah 30-35 cm dipelihara diakuarium 60 cmx 60 cm x 120 cm, atau 80 cm x 70 cm x 150 cm. Setiap akuarium diisi 5- 10 ekor. Yang berukuran lebih besar di pelihara dibak fiber 2 m x 1 m x 1 m hingga berumur 5 tahun. Kepadatan sebuah bak 4 – 5 ekor.
Pakan induk arwana berupa kodok, ikan kecil,kelabang, kecoak,dan udang. Ikan segar seperti teri juga bisa diberikan. Sebelum diberikan kepada arwana, kodok yang baru dibeli ditampung dalam bak fiber untuk dicuci bersih. Dosis pakan 1-2 kg/hari/20 induk. Satwa amfibi itu diberikan dengan cara dilempar satu per satu hingga habis tersantap. Pemberian pakan sebaiknya pada sore hari pukul 16.30 agar ikan mau naik ke permukaan untuk menyantap pakan.
Sumber : Suharyadi. 2011. Budidaya Ikan Arwana. Materi Penyuluhan Perikanan. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan - BPSDMKP. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta
Ikan cacat bungkuk tidak layak dijadikan induk. Sebab, perut mengerut sehingga kualitas sel telur kurang baik dan mudah mati. Yang juga dihindari sebagai induk ikan bertutup insang tidak menututup sempurna, terutama pada induk jantan. Sebab, ia kesulitan mengerami telur didalam mulut. Cacat lain seperti sungut terputus, ekor patah, atau sisik berdiri masih layak. Sebab, tidak mempengaruhi kualitas telur dan anakan.
Hingga saat ini belum ada satu pun penakar yang bisa menentukan jenis kelamin arwana secara akurat. Dari pengamatan bertahun-tahun, beberapa penangkar berpengalaman memberikan beberapa criteria penentuan jenis kelamin.
Arwana jantan:
- bertubuh lebih panjang dan ramping
- Kepala besar, mulut agak lebar,
- dada dan sirip dada lebih panjang, serta
- sirip punggung menyempit.
Arwana Betina:
- tubuh lebih pendek, lebar, dan agak gemuk.
- Kepala meruncing dengan mulut lebih kecil.
- Dada dan sirip dada lebih pendek, dan
- sirip punggung melebar.
Hampir tidak ada pedagang yang menjual induk siap pijah berumur di atas 5 tahun. Kebanyakan calon penakar mendapatkan induk dari hobiis yang bosen dengan arwana dewasa. Karena langka, calon penangkar harus menyiapkan calon induk dari ukuran kecil. Mereka mesti menunggu waktu 4-5 tahun. Keuntungannya, harga lebih murah dan kualitas terjamin. Pembesaran calon induk sebaiknya bertahap. Selain disesuaikan dengan ruang gerak dan aktivitas ikan, cara ini juga mempermudah pemeliharaan dan perawatan.
Calon induk berumur dibawah dua tahun, atau panjang dibawah 30-35 cm dipelihara diakuarium 60 cmx 60 cm x 120 cm, atau 80 cm x 70 cm x 150 cm. Setiap akuarium diisi 5- 10 ekor. Yang berukuran lebih besar di pelihara dibak fiber 2 m x 1 m x 1 m hingga berumur 5 tahun. Kepadatan sebuah bak 4 – 5 ekor.
Pakan induk arwana berupa kodok, ikan kecil,kelabang, kecoak,dan udang. Ikan segar seperti teri juga bisa diberikan. Sebelum diberikan kepada arwana, kodok yang baru dibeli ditampung dalam bak fiber untuk dicuci bersih. Dosis pakan 1-2 kg/hari/20 induk. Satwa amfibi itu diberikan dengan cara dilempar satu per satu hingga habis tersantap. Pemberian pakan sebaiknya pada sore hari pukul 16.30 agar ikan mau naik ke permukaan untuk menyantap pakan.
Sumber : Suharyadi. 2011. Budidaya Ikan Arwana. Materi Penyuluhan Perikanan. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan - BPSDMKP. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta
Minggu, 24 Maret 2019
Kurangi Resiko Penyakit Kronis dengan Makan Ikan
Konferensi “Seafood dan Kesehatan 05” yang diadakan di Washington pada bulan Desember 2005, semakin mengukuhkan pentingnya manfaat mengkonsumsi ikan terhadap kesehatan. Ikan merupakan sumber protein, rendah kandungan lemak jenuh, kaya akan lemak tak jenuh seperti omega-3, mineral (yodium selenium), vitamin D esensial dan vitamin E. Ikan tuna kaleng dan salmon kaleng dengan tulang merupakan sumber kalsium yang berkualitas.
Kandungan omega-3 pada ikan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sumber omega-3 lainnya. Pada 100 gram ikan rata-rata mengandung 210 mg omega-3, tiram 150 mg, udang 120 mg, dan lobster 105 mg, sedangkan 100 gram daging sapi hanya mengandung 22 mg omega-3, daging ayam 19 mg, daging kambing 18 mg dan babi sebenarnya tidak mengandung omega-3. Disamping itu juga telah dibuktikan bahwa mengkonsumsi omega-3 yang berasal dari ikan lebih efektif dibandingkan dengan mengkonsumsi makanan olahan yang telah difortifikasi dengan omega-3.
Delegasi dari Australia mengungkapan bahwa lebih dari 50.000 orang Australia mati dalam setahun yang disebabkan penyakit cardiovasculer seperti penyakit jantung, stroke dan penyakit aliran darah. Hal ini disebabkan konsumsi ikan orang Australia rendah. Berdasarkan survei konsumsi ikan di Melbourne yang dipublikasikan akhir-akhir ini menunjukkan rata-rata konsumsi edible fish per tahun di Melbourne adalah 12,5 kg per orang, Sydney 15,1 kg dan Perth 14,7 kg. Konsumsi tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Perancis, Spanyol dan Jepang.
Karena rendahnya konsumsi ikan di Australia, maka National Health and Medical Recearch Council (NHMRC) merekomendasikan bahwa makan ikan dapat menghindari dan meminimalkan penyakit serius seperti serangan jantung, stroke, diabetes dan kanker rahim, depresi dan gangguan ketidakstabilan emosi lainnya. Orang berjenis kelamin laki-laki harus mengkonsumsi omega-3 rata-rata 610 mg, sedangkan wanita 430 mg dalam sehari. Rekomendasi tersebut jauh lebih tinggi daripada rata-rata omega-3 yang dikonsumsi orang Australia pada saat ini. Ikan juga berperan positif pada kesehatan bayi. NHMRC juga merekomendasikan agar makanan yang mengandung kalori tinggi dan makanan serta minuman rendah nutrisi diganti dengan makanan yang kaya omega-3 khususnya berasal dari ikan seperti tuna, salmon dan mackerel.
Penelitian di beberapa negara menunjukkan bahwa negara-negara dimana penduduknya mengkonsumsi banyak ikan seperti Jepang dan Norwegia, mempunyai tingkat depresi yang rendah. Penelitian yang dilakukan pada pasien depresi menunjukkan bahwa level omega-3 pada pasien tersebut adalah rendah. Hal ini berhubungan dengan komposisi otak, dimana 60% nya terdiri dari lemak khususnya omega-3 dari ikan dan omega-6. Omega-3 penting untuk permeabilitas membran sel sehingga memberikan kebebasan aliran kimia masuk dan keluar dari neuron otak. Tingkat omega-3 yang rendah di otak dapat memperbesar gangguan ketidakstabilan emosi. Penelitian yang dilakukan di beberapa negara termasuk Inggris, Belanda, Finlandia dan New Zealand membuktikan bahwa mengkonsumsi ikan khususnya omega-3 mempunyai pengaruh positif pada penderita depresi umum, depresi setelah melahirkan dan tingkat ketidakstabilan emosi pada orang dewasa muda, sehingga ikan berfungsi sebagai stabilizer emosi.
Dalam konferensi tersebut juga diungkapkan hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa Ikan juga berperan dalam menurunkan penyakit Alzheimer (kepikunan), meningkatkan intelegensia, konsentrasi dan emosi, menurunkan radang, membuat hidup lebih sehat serta memotong risiko penyakit hati, kanker, stroke, diabetes serta rematik. Konsumsi ikan dan kekerangan dapat membantu mempercepat proses penyembuhan tubuh setelah treatment untuk kanker, sakit yang menyerang kekebalan, alergi, asma, migrain dan sakit kulit.
Konferensi juga meyakini bahwa ikan lebih efektif untuk mencegah kematian mendadak daripada obat-obatan anti kolesterol. Obat-obatan untuk menurunkan kolesterol dan membantu mencegah serangan jantung pada prinsipnya dikenal sebagai statins yang saat ini harganya sangat mahal. Penelitian lainnya menunjukkan penggunaan kombinasi statins dengan minyak omega-3 pada pencegahan kesehatan jantung, 19% lebih efektif dibandingkan hanya dengan statins. Dalam pertemuan tersebut, Seafood Services Ausralia (SAA) mengemukan bahwa total populasi Australia yang hanya 20 juta, lebih dari 1,2 juta menggunakan obat anti kolesterol khususnya statins dengan total biaya lebih dari 1 trilyun dollar setahun. Seafood Services Ausralia (SAA) mengemukakan bahwa mengkonsumsi minyak ikan 3 kali atau lebih dalam seminggu dapat
mengurangi kematian 1000 orang dan menghemat ratusan juta dolar biaya kesehatan setiap tahun. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan apabila banyak slogan yang mengatakan “jika ingin sehat perbanyaklah makan ikan”
Sumber Diolah : Ditjen P2HP
Sabtu, 23 Maret 2019
Memilih Arwana Yang Bagus
Secara umum, ciri-ciri arwana yang baik dapat dilihat dari gerakan, bentuk badan,kepala ekor dan sisik.
Gerakan
Arwana yang sehat gerakannya lincah,selalu berenang menjelajahi seluruh ruang akuarium, dan gesit menyambar makanan yang diberikan.
Ciri fisik
Beberapa ciri fisik sebagai berikut
Suharyadi. 2011. Budidaya Ikan Arwana. Materi Penyuluhan Perikanan. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan - BPSDMKP. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta
Gerakan
Arwana yang sehat gerakannya lincah,selalu berenang menjelajahi seluruh ruang akuarium, dan gesit menyambar makanan yang diberikan.
Ciri fisik
Beberapa ciri fisik sebagai berikut
- Bentuk badan yang baik adalah punggung memanjang dan lurus, tidak bengkok, tidak bungkuk atau berpunuk, dan berkesan kekar. Tidak ada bagian tubuh yang cacat atau luka, dan berwarna cerah.
- Arowana yang bagus bermulut lebar, letaknya di atas moncong. Rahang bawah lebih panjang dan tidak putus. Pada dagunya terdapat dua buah sungut yang panjang dan tidak putus. Pasalnya sungut yang sudah putus tidak dapat tumbuh lagi sehingga menjadi cacat permanen.
- Mata arwana yang baik adalah bulat dan besar. Tidak melotot atau menonjol keatas dan kebawah (juling), tidak buta. Insang normal, tutupnya keras dan rapat, dan tidak melengkung keluar.
- Ekor dan sisik. Arwana yang bagus memiliki bentuk ekor lebar dan bulat seperti kipas. Hindari memilih arwana yang ekornya memiliki bintik-bintik putih. Pilih yang permukaanya mengilap dan tidak memproduksi lendir yang terlalu banyak.
- Bentuk kepala arwana. Pilih yang tutup insangnya keras dan rapat, matanya tidak juling, rahang kokoh, mulut lebar dan sungutnya masih utuh.
- Sisik yang prima. Tersusun rapi, tidak kasar, mengilap, dan tidak luka atau mengelupas.
- Arwana berkualitas tinggi memiliki bentuk ekor yang lebar dan bulat mirip kipas. Pilih yang ekornya masih mulus, tidak ada bekas gigitan, dan tidak berbintik – bintik putih
Suharyadi. 2011. Budidaya Ikan Arwana. Materi Penyuluhan Perikanan. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan - BPSDMKP. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta
Rabu, 20 Maret 2019
Kurangi Gangguan Kesehatan Mental dengan Makan Ikan
Konggres Seafood Dunia (World Seafood Congress) yang telah berlangsung pada akhir bulan September 2007 di Dublin, Irlandia menghadirkan beberapa ahli gizi dan kesehatan manusia yang terkemuka di dunia yang berasal dari berbagai negara. Profesor Michael Crawford, Direktur Institute of Brain Chemistry & Human Nutrition, University of North London, Inggris menyampaikan bahwa isu kesehatan paling menonjol di abad 21 adalah problem kesehatan mental daripada isu kegemukan, dan cara untuk mengatasinya adalah dengan mengkonsumsi seafood lebih banyak.
Prof. Crawford menjelaskan bahwa peningkatan kerusakan otak dan problem kesehatan mental akibat dari kekurangan asam lemak atau minyak omega 3 adalah isu mutakhir yang perlu mendapat perhatian serius pada abad ini. Lupakan isu kegemukan, karena problem kesehatan mental adalah bencana riil yang telah mulai menghadang. Problem kesehatan mental telah “mengungguli” penyakit jantung dan saat ini menjadi hal yang paling ditakuti di Eropa. Diperkirakan pada tahun 2004, penyakit tersebut telah menyedot dana lebih dari €386 milyar (sekitar Rp 3.860 trilyun) dalam tempo satu tahun, sejumlah uang yang sangat besar. Pesan profesor sangat jelas: perbanyak makan seafood untuk mengurangi resiko problem kesehatan mental.
Dalam uraiannya, Prof Crawford menjelaskan jika penduduk di beberapa negara barat mempunyai peluang 50 kali lebih besar terhadap gangguan depresi dibandingkan dengan penduduk Jepang yang mempunyai tingkat konsumsi ikan sangat tinggi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa diet dengan basis daging merah dan gandum dan sedikitnya konsumsi ikan telah menyebabkan asupan asam lemak omega 3 menjadi sangat rendah sehingga berpeluang lebih besar terhadap gangguan kesehatan mental.
Bukti-bukti ilmiah semakin banyak yang menunjukkan kaitan antara gangguan mental dan pola makan. Contohnya, wanita yang mengalami depresi pasca melahirkan akan memproduksi ASI yang kandungan DHAnya rendah, padahal DHA adalah bossnya omega 3 dan sangat vital bagi perkembangan otak. Begitu pula dengan penderita Alzheimer yang diakibatkan oleh kehilangan DHA secara signifikan dalam otaknya. Keduanya dapat dihindari dengan mengkonsumsi seafood yang lebih banyak.
Menurut Prof. Crawford, otak manusia adalah terbuat dari sejenis marine fats. Jika kita tidak memberi otak dengan asupan pangan yang sesuai untuk menjaga kesehatannya, misalnya dengan ikan dan khususnya asam lemak omega 3, maka akan didapati kasus-kasus gangguan otak atau mental seperti depresi, malfungsi bipolar, atau problem perilaku anak-anak seperti ketidakmampuan berkonsentrasi, dyslexia, dan dyspraxia.
Saat ini banyak tersedia makanan suplemen yang dipromosikan banyak mengandung omega 3, dan seiring dengan meningkatnya kesadaran pentingnya omega 3, permintaan terhadap suplemen tersebut meningkat. Namun demikian, yang terbaik adalah mendapatkan asam lemak omega 3 langsung dari asupan pangan alami yang dikonsumsi, dan sumber utamanya adalah ikan atau seafoods.
Menyadari betapa pentingnya seafood dan ikan pada umumnya, pesan utama dari konggres kepada masyarakat perikanan internasional yang terdiri dari: nelayan, pembudidaya, birokrat,pemasar, pengolah, dan peneliti serta para manajer dalam bisnis perikanan adalah dunia memerlukan ikan lebih banyak sehingga sangat diperlukan upaya untuk menjaga kelestarian stok sumber daya ikan.
Melihat gambaran di atas, ikan berarti merupakan investasi yang tak ternilai. Mari kita jaga kelestarian sumberdaya perikanan Indonesia, dan kita manfaatkan secara bertanggung jawab. Ikan yang telah dipanen kita perlakukan dengan baik sehingga kualitasnya terjaga hingga tiba saatnya untuk disantap sehingga memberikan manfaat yang optimal. Konsumsi ikan meningkat akan memperbaiki kualitas sumberdaya manusia dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Sabtu, 16 Maret 2019
Manfaat Konsumsi Ikan
Para ahli kesehatan di Australia dan Amerika Serikat menyarankan untuk mengkonsumsi seafood lebih banyak karena dapat memberikan manfaat bagi pertumbuhan, peningkatan stamina serta mencegah stroke.
Food & Drug Administration (FDA) baru-baru ini mempublikasikan beberapa studi tentang manfaat mengkonsumsi seafood bagi kesehatan termasuk untuk mencegah kegemukan. Sebelumnya ditahun 2005, instansi ini juga telah mengeluarkan panduan pola makan bagi penduduk AS agar lebih banyak mengkonsumsi ikan. Mr Palmer, Ketua Seafood Services Australia’s akan mendesak pihak berwenang Australia untuk segera mengikuti langkah Amerika Serikat.
Hasil dari studi terbaru secara jelas menunjukkan bahwa pembatasan konsumsi seafood akan lebih memberikan kerugian daripada kebaikan, dan jika ini terjadi dapat menurunkan perkembangan otak bayi dan menurunkan harapan hidup orang tua. Pada dasarnya studi oleh US FDA dilakukan untuk melihat manfaat kesehatan dari nutrisi ikan seperti minyak Omega-3 dibandingkan dengan isu sakit akibat merkuri. Beberapa studi medis menyatakan bahwa sesungguhnya membatasi konsumsi seafood memberikan dampak
negatif. Seluruh populasi, terutama calon ibu dan ibu menyusui, seharusnya lebih banyak mengkonsumsi seafood.
US FDA saat ini menyarankan wanita hamil untuk mengkonsumsi 340 gram (12 oz) ikan tiap minggu, sedangkan Food Standard Australia New Zealand (FSANZ) merekomendasikan konsumsi ikan setara 450 gram (16 oz). Jumlah tersebut bagi sebagian pakar gizi dianggap sebagai jumlah minimal. Bagaimanapun, penelitian telah membuktikan bahwa konsumsi ikan dapat meningkatkan IQ bayi. Tim dari US National Institute of Health, meneliti efek Omega-3 terhadap 9.000 ibu dan bayinya, dan menemukan bahwa ibu yang paling sedikit asupan asam lemak esensial Omega 3 memiliki anak dengan IQ verbal sembilan poin lebih rendah dari rata-rata. Mereka yang mengkonsumsi ikan yang kaya Omega-3 seperti Mackerel dan Sarden, pada anak usia tiga setengah bulan, memiliki kemampuan gerak yang lebih baik.
Dari laporan FDA yang baru saja dirilis, dilaporkan bahwa tingkat konsumsi seafood di Amerika Serikat saat ini telah mencegah lebih dari 30.000 kematian per tahun akibat penyakit jantung koroner (CHD) dan 20.000 kematian pertahun akibat stroke. Jika tingkat konsumsi yang sama untuk Australia, maka 2.000 kematian akibat jantung koroner (CHD) dan 1.300 kematian akibat stroke dapat dicegah setiap tahun di Australia. Saran terbaik adalah dengan banyak mengkonsumsi seafood maka akan lebih banyak penderita yang dapat terhindar.
Sumber Diolah : Ditjen P2HP
Senin, 11 Maret 2019
Akuarium dan Kolam Ikan Arwana
Perlengkapan akuarium atau kolam yang memadai menjadi syarat penting dalam mendukung cara pemeliharaan yang baik.
Akuarium dan perlengkapannya
Untuk arwana kecil yang berukuran sekitar 10 cm perlu disiapkan akuarium berukuran 70 x 35 x 35 cm dengan tebal kaca 5 mm. Pasang lampu penerang dengan daya 20 watt dan filter air Dymen 600. Untuk arwana yang berukuran besar dapat digunakan akuarium berukuran 220 x 85 x85 cm dengan tebal dinding kaca 12-15 mm. Pasang lampu penerang dengan daya 120 watt. Lengkapi dengan filter Eheim 2034.
Peralatan pokok dalam akuarium :
Kolam dan Perlengkapanya
Kolam arowana harus memenuhi persyaratan fisik dan higienis sebagai berikut :
- Dasar dan dinding kolam harus kedap air dan kuat menahan air.
- Kolam harus mudah diisi air dan mudah dikeringkan dalam waktu singkat.
- Luas kolam antara 50-1.000 m2
- Bentuk kolam sebaiknya empat persegi panjang.
- Dasar kolam dibuat miring, sekitar 20-30 derajat kearah saluran keluar.
- Buat kedalaman kolam antara 1-2 meter.
- Buat tempat pemasukan dan pengeluaran air, misalkan berupa pipa paralon yang dapat diputar.
Persyaratan fisik kolam sangat menentukan keberhasilan budidaya :
- Buat kontruksi kolam yang memungkinkan untuk membersihkan kolam.
- Kolam pemijahan sekaligus sebagai kolam penetasan dapat berupa kolam tanah atau kolam tembok.
- Proses pendederan dapat dilakukan di akuarium.
Sumber:
Suharyadi. 2011. Budidaya Ikan Arwana. Materi Penyuluhan Perikanan. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan - BPSDMKP. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta
Akuarium dan perlengkapannya
Untuk arwana kecil yang berukuran sekitar 10 cm perlu disiapkan akuarium berukuran 70 x 35 x 35 cm dengan tebal kaca 5 mm. Pasang lampu penerang dengan daya 20 watt dan filter air Dymen 600. Untuk arwana yang berukuran besar dapat digunakan akuarium berukuran 220 x 85 x85 cm dengan tebal dinding kaca 12-15 mm. Pasang lampu penerang dengan daya 120 watt. Lengkapi dengan filter Eheim 2034.
Peralatan pokok dalam akuarium :
- Aerator: Aerator atau vibrator gunanya untuk memasok oksigen dalam akuarium dan mengusir karbondioksida.
- Filter: Filter yang sering dipasang untuk akuarium arwana yaitu filter temple yang portable atau filter gantung yang dipasang pada bagian atas akuarium.
- Lampu: Lampu akuarium biasanya dipasang pada penutup akuarium, sehingga tersembunyi dan hanya pantulannya saja yang kelihatan menerangi arwana.
- Thermometer: Thermometer dipakai untuk mengetahui suhu air akuarium.
- Heater dan thermostat: Alat pemanas yang sering dipakai untuk menaikan suhu air adalah heater dan thermostat.Alat ini sangat penting, bukan saja untuk menaikan suhu hingga berada pada kisaran yang optimum, namun juga untuk mencegah agar suhu senantiasa stabil.
- Kertas pH dan alat pengukur pH lainnya: Kertas pH dibutuhkan untuk mengetahui keasaman dari air akuarium, karena arwana membutuhkan air yang sedikit asam sampai netral.Untukmenetahui cocok tidaknya keasaman air itu bisa dipakai kertas lakmus dan alat pengukur pH lainya, seperti pH tester.
- Alat –alat lainnya: Alat lainnya yang dibutuhkan dalam perawatan arwana misalnya selang plastic penyifon, ember plastic untuk menampung dan membuang kotoran, batu apung pembersih kaca, kain lap, dan lainya.
Kolam dan Perlengkapanya
Kolam arowana harus memenuhi persyaratan fisik dan higienis sebagai berikut :
- Dasar dan dinding kolam harus kedap air dan kuat menahan air.
- Kolam harus mudah diisi air dan mudah dikeringkan dalam waktu singkat.
- Luas kolam antara 50-1.000 m2
- Bentuk kolam sebaiknya empat persegi panjang.
- Dasar kolam dibuat miring, sekitar 20-30 derajat kearah saluran keluar.
- Buat kedalaman kolam antara 1-2 meter.
- Buat tempat pemasukan dan pengeluaran air, misalkan berupa pipa paralon yang dapat diputar.
Persyaratan fisik kolam sangat menentukan keberhasilan budidaya :
- Buat kontruksi kolam yang memungkinkan untuk membersihkan kolam.
- Kolam pemijahan sekaligus sebagai kolam penetasan dapat berupa kolam tanah atau kolam tembok.
- Proses pendederan dapat dilakukan di akuarium.
Sumber:
Suharyadi. 2011. Budidaya Ikan Arwana. Materi Penyuluhan Perikanan. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan - BPSDMKP. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta
Sabtu, 09 Maret 2019
Asal Usul Ikan Mujair
Ikan mujair sangat tenar bagi masyarakat Indonesia. Hampir semua orang mengenal ikan mujair, namun tidak semua orang tahu kenapa ikan ini ada di Indonesia dan bagaimana awal-mula ikan ini dinamai “mujair”?
Nama ilmiah ikan mujair adalah Oreochromis mossambicus, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Mozambique tilapia, atau kadang-kadang secara tidak tepat disebut “Java tilapia”. Ikan mujair termasuk jenis ikan air tawar. Penyebaran alami ikan ini berada di perairan Afrika dan Indonesia.
Ikan mujair mempunyai ukuran tubuh sedang, dengan panjang maksimum yang dapat dicapai sekitar 40 cm. Bentuk badannya pipih berwarna hitam, keabu-abuan, kecokelatan atau kuning. Sirip punggungnya (dorsal) memiliki 15-17 duri (tajam) dan 10-13 jari-jari (duri berujung lunak); serta bersirip dubur (anal) dengan 3 duri dan 9-12 jari-jari.
Kemampuan hidup ikan mujair sangat tinggi, karena ikan ini mempunyai toleransi yang besar terhadap kadar garam (salinitas). Dengan kemampuan itu, ikan ini mampu hidup di air payau. Selain itu ikan mujair juga memiliki pertumbuhan yang relatif cepat, tetapi setelah dewasa kecepatan pertumbuhannya akan menurun.
Ikan yang bersifat peridi atau beranak banyak ini mulai berbiak pada umur sekitar tiga bulan, dan setelah itu dapat berbiak setiap satu setengah bulan sekali. Setiap kali bertelur, ikan ini menghasilkan puluhan butir telur. Setelah dibuahi, telur-telur itu akan “dierami” di dalam mulut induk betina, dan hanya memerlukan waktu sekitar seminggu untuk menetas. Setelah menetas, anak-anak mujair tetap disimpan dalam mulut induknya. Mulut si induk tetap menjadi tempat perlindungan yang aman bagi anak-anak mujair yang masih kecil sampai anak-anak mujair ini disapih induknya.
Dengan sifat peridi ini, dalam waktu beberapa bulan saja, populasi ikan ini dapat meningkat sangat pesat. Apalagi mujair cukup mudah beradaptasi dengan aneka lingkungan perairan dan kondisi ketersediaan makanan.
Ikan mujair pertama kali ditemukan oleh Mbah Moedjair di muara Sungai Serang pantai selatan Blitar, Jawa Timur, pada 1939. Ikan ini ditemukan Mbah Moedjair sewaktu menjalani laku tirakat.
Setiap tanggal 1 Suro penanggalan Jawa, Mbah Moedjair selalu mandi di pantai Serang, Blitar selatan. Pada suatu saat ketika melakukan ritual mandi ini, Mbah Moedjair menemukan ikan yang jumlahnya sangat banyak dan mempunyai keunikan, yaitu menyimpan anak di dalam mulutnya ketika ada bahaya dan dikeluarkan ketika keadaan sudah aman.
Melihat keunikan tingkah laku ikan ini, Mbah Moedjair berinisiatif menagkap dan merawat ikan ini di rumahnya, di daerah Papungan, Kanigoro, Blitar. Untuk menangkap ikan ini, Mbah Moedjair menjaring dengan menggunakan kain udeng (ikat kepala) yang biasa ia pakai.
Bersama dua temannya, Abdullah Iskak dan Umar, Mbah Moedjair membawa ikan ini pulang ke Desa Papungan. Usaha membudidayakan ikan ini gagal karena habitat yang berbeda, dan ikan ini pun mati sewaktu dimasukkan ke air tawar di halaman rumah Mbah Moedjair. Namun, Mbah Moedjair tak putus asa, sebaliknya ia semakin gigih melakukan percobaan agar spesies ikan ini dapat hidup di habitat air tawar, habitat yang sangat berbeda dari aslinya yaitu air laut (asin).
Kegagalan yang dialami Mbah Moedjair tidak mumbuatnya menyerah. Ia kembali mengambil spesies ikan ini dengan gentong yang terbuat dari tanah liat. Ia juga melakukan percobaan dengan mencampurkan air laut yang asin dengan air tawar, terus menerus dengan tingkat konsentrasi air tawar semakin lama semakin lebih banyak dari air laut hingga kemudian kedua jenis air yang berbeda ini menyatu. Percobaan ini ia lakukan sampai menemui keberhasilan pada percobaan kesebelas. Dan, pada 25 Maret 1936 hiduplah empat ikan jenis baru ini dengan habitat air tawar. Segala jerih payah, kesulitan, dan rintangan yang Mbah Moedjair alami terbayar lunas dengan hidupnya empat ikan spesies baru ini. Mbah Moedjair kemudian menangkar empat ikan ini di sebuah kolam di daerah sumber air Tenggong, Desa Papungan.
Dari semula hanya satu kolam kemudian bertambah menjadi tiga kolam. Di sekitar kolam ini, Mbah Moedjair membangun pula pondok yang sekaligus berfungsi sebagai tempat tinggal bagi keluargannya. Perkembangbiakan spesies ikan ini begitu cepat. Jumlah ikan milik Mbah Moedjair pun semakin lama semakin banyak.
Mbah Moedjair semula memberikan ikan spesies baru ini secara Cuma-Cuma kepada masyarakat sekitar Papungan. Ikan spesies baru ini pun semakin lama semakin diperbincangkan banyak orang, hingga kemudian semakin banyak masyarakat yang mengembangbiakkan ikan ini. Alhasil, nama Mbah Moedjair pun semakin dikenal masyarakat luas.
Suatu ketika, berita penemuan ikan jenis baru ini sampai ke telinga Asisten Residen yang berkedudukan di Kediri. Asisten Residen yang juga seorang ilmuwan ini tergoda untuk meneliti spesies ikan hasil temuan Mbah Moedjair ini. Ia pun melakukan riset dan wawancara dengan Mbah Moedjair tentang ikan ini, dari proses penemuannya di pantai Serang sampai percobaan berulang kali untuk membuatnya hidup di air tawar.
Mendengar penuturan Mbah Moedjair, sang Asisten Residen takjub dan kagum akan kegigihan dan keuletan Mbah Moedjair. Dan demi menghormati kegigihan Mbah Moedjair, Asisten Residen lalu memberikan penghargaan kepada Mbah Moedjair dengan menamai ikan spesies baru ini sesuai dengan nama penemunya, Moedjair.
Selain itu, Pemerintah Daerah juga mengangkat Mbah Moedjair sebagai Jogo Boyo Desa Papungan serta memberi gaji bulanan kepadanya. Sedangkan Pemerintah Pusat mengangkat Mbah Moedjair sebagai Mantri Perikanan.
Selain itu, pada 30 Juni 1954 di Bogor, beliau menerima penghargaan Executive Committee dari Indo Pasific Fisheries Council atas jasanya menemukan ikan mujair.
Penghargaan atas kegigihan Mbah Moedjair juga diberikan oleh Kementerian Pertanian atas nama pemerintah Republik Indonesia pada 17 Agustus 1951, saat itu dijabat Ir. Soeharto. Pada 6 April 1965, pemerintah Indonesia melalui Departemen Perikanan Darat dan Laut juga menganugerahkan piagam Nelayan Pelopor kepada Mbah Moedjair. Piagam ini ditandatangani oleh Menteri Perikanan Hamzah Atmohandojo.
Mbah Moedjair wafat pada 7 September 1957 akibat penyakit asma. Ia dimakamkan di pemakaman umum Desa Papungan. Kemudian, atas inisiatif Departemen Perikanan, pada 1960 makam beliau dipindahkan ke area khusus di selatan Desa Papungan, yang juga berfungsi sebagai makam keluarga. Di batu nisannya tertulis “Moedjair Penemu Ikan Moedjair” lengkap dengan relief ikan mujair. Sebagai penghargaan atas jasa beliau yang tak ternilai, akses jalan menuju makam juga diberi nama Jalan Moedjair
Sumber :
Warta Pasar Ikan, Edisi Desember 2011 No.100
Nama ilmiah ikan mujair adalah Oreochromis mossambicus, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Mozambique tilapia, atau kadang-kadang secara tidak tepat disebut “Java tilapia”. Ikan mujair termasuk jenis ikan air tawar. Penyebaran alami ikan ini berada di perairan Afrika dan Indonesia.
Ikan mujair mempunyai ukuran tubuh sedang, dengan panjang maksimum yang dapat dicapai sekitar 40 cm. Bentuk badannya pipih berwarna hitam, keabu-abuan, kecokelatan atau kuning. Sirip punggungnya (dorsal) memiliki 15-17 duri (tajam) dan 10-13 jari-jari (duri berujung lunak); serta bersirip dubur (anal) dengan 3 duri dan 9-12 jari-jari.
Kemampuan hidup ikan mujair sangat tinggi, karena ikan ini mempunyai toleransi yang besar terhadap kadar garam (salinitas). Dengan kemampuan itu, ikan ini mampu hidup di air payau. Selain itu ikan mujair juga memiliki pertumbuhan yang relatif cepat, tetapi setelah dewasa kecepatan pertumbuhannya akan menurun.
Ikan yang bersifat peridi atau beranak banyak ini mulai berbiak pada umur sekitar tiga bulan, dan setelah itu dapat berbiak setiap satu setengah bulan sekali. Setiap kali bertelur, ikan ini menghasilkan puluhan butir telur. Setelah dibuahi, telur-telur itu akan “dierami” di dalam mulut induk betina, dan hanya memerlukan waktu sekitar seminggu untuk menetas. Setelah menetas, anak-anak mujair tetap disimpan dalam mulut induknya. Mulut si induk tetap menjadi tempat perlindungan yang aman bagi anak-anak mujair yang masih kecil sampai anak-anak mujair ini disapih induknya.
Dengan sifat peridi ini, dalam waktu beberapa bulan saja, populasi ikan ini dapat meningkat sangat pesat. Apalagi mujair cukup mudah beradaptasi dengan aneka lingkungan perairan dan kondisi ketersediaan makanan.
Ikan mujair pertama kali ditemukan oleh Mbah Moedjair di muara Sungai Serang pantai selatan Blitar, Jawa Timur, pada 1939. Ikan ini ditemukan Mbah Moedjair sewaktu menjalani laku tirakat.
Setiap tanggal 1 Suro penanggalan Jawa, Mbah Moedjair selalu mandi di pantai Serang, Blitar selatan. Pada suatu saat ketika melakukan ritual mandi ini, Mbah Moedjair menemukan ikan yang jumlahnya sangat banyak dan mempunyai keunikan, yaitu menyimpan anak di dalam mulutnya ketika ada bahaya dan dikeluarkan ketika keadaan sudah aman.
Melihat keunikan tingkah laku ikan ini, Mbah Moedjair berinisiatif menagkap dan merawat ikan ini di rumahnya, di daerah Papungan, Kanigoro, Blitar. Untuk menangkap ikan ini, Mbah Moedjair menjaring dengan menggunakan kain udeng (ikat kepala) yang biasa ia pakai.
Bersama dua temannya, Abdullah Iskak dan Umar, Mbah Moedjair membawa ikan ini pulang ke Desa Papungan. Usaha membudidayakan ikan ini gagal karena habitat yang berbeda, dan ikan ini pun mati sewaktu dimasukkan ke air tawar di halaman rumah Mbah Moedjair. Namun, Mbah Moedjair tak putus asa, sebaliknya ia semakin gigih melakukan percobaan agar spesies ikan ini dapat hidup di habitat air tawar, habitat yang sangat berbeda dari aslinya yaitu air laut (asin).
Kegagalan yang dialami Mbah Moedjair tidak mumbuatnya menyerah. Ia kembali mengambil spesies ikan ini dengan gentong yang terbuat dari tanah liat. Ia juga melakukan percobaan dengan mencampurkan air laut yang asin dengan air tawar, terus menerus dengan tingkat konsentrasi air tawar semakin lama semakin lebih banyak dari air laut hingga kemudian kedua jenis air yang berbeda ini menyatu. Percobaan ini ia lakukan sampai menemui keberhasilan pada percobaan kesebelas. Dan, pada 25 Maret 1936 hiduplah empat ikan jenis baru ini dengan habitat air tawar. Segala jerih payah, kesulitan, dan rintangan yang Mbah Moedjair alami terbayar lunas dengan hidupnya empat ikan spesies baru ini. Mbah Moedjair kemudian menangkar empat ikan ini di sebuah kolam di daerah sumber air Tenggong, Desa Papungan.
Dari semula hanya satu kolam kemudian bertambah menjadi tiga kolam. Di sekitar kolam ini, Mbah Moedjair membangun pula pondok yang sekaligus berfungsi sebagai tempat tinggal bagi keluargannya. Perkembangbiakan spesies ikan ini begitu cepat. Jumlah ikan milik Mbah Moedjair pun semakin lama semakin banyak.
Mbah Moedjair semula memberikan ikan spesies baru ini secara Cuma-Cuma kepada masyarakat sekitar Papungan. Ikan spesies baru ini pun semakin lama semakin diperbincangkan banyak orang, hingga kemudian semakin banyak masyarakat yang mengembangbiakkan ikan ini. Alhasil, nama Mbah Moedjair pun semakin dikenal masyarakat luas.
Suatu ketika, berita penemuan ikan jenis baru ini sampai ke telinga Asisten Residen yang berkedudukan di Kediri. Asisten Residen yang juga seorang ilmuwan ini tergoda untuk meneliti spesies ikan hasil temuan Mbah Moedjair ini. Ia pun melakukan riset dan wawancara dengan Mbah Moedjair tentang ikan ini, dari proses penemuannya di pantai Serang sampai percobaan berulang kali untuk membuatnya hidup di air tawar.
Mendengar penuturan Mbah Moedjair, sang Asisten Residen takjub dan kagum akan kegigihan dan keuletan Mbah Moedjair. Dan demi menghormati kegigihan Mbah Moedjair, Asisten Residen lalu memberikan penghargaan kepada Mbah Moedjair dengan menamai ikan spesies baru ini sesuai dengan nama penemunya, Moedjair.
Selain itu, Pemerintah Daerah juga mengangkat Mbah Moedjair sebagai Jogo Boyo Desa Papungan serta memberi gaji bulanan kepadanya. Sedangkan Pemerintah Pusat mengangkat Mbah Moedjair sebagai Mantri Perikanan.
Selain itu, pada 30 Juni 1954 di Bogor, beliau menerima penghargaan Executive Committee dari Indo Pasific Fisheries Council atas jasanya menemukan ikan mujair.
Penghargaan atas kegigihan Mbah Moedjair juga diberikan oleh Kementerian Pertanian atas nama pemerintah Republik Indonesia pada 17 Agustus 1951, saat itu dijabat Ir. Soeharto. Pada 6 April 1965, pemerintah Indonesia melalui Departemen Perikanan Darat dan Laut juga menganugerahkan piagam Nelayan Pelopor kepada Mbah Moedjair. Piagam ini ditandatangani oleh Menteri Perikanan Hamzah Atmohandojo.
Mbah Moedjair wafat pada 7 September 1957 akibat penyakit asma. Ia dimakamkan di pemakaman umum Desa Papungan. Kemudian, atas inisiatif Departemen Perikanan, pada 1960 makam beliau dipindahkan ke area khusus di selatan Desa Papungan, yang juga berfungsi sebagai makam keluarga. Di batu nisannya tertulis “Moedjair Penemu Ikan Moedjair” lengkap dengan relief ikan mujair. Sebagai penghargaan atas jasa beliau yang tak ternilai, akses jalan menuju makam juga diberi nama Jalan Moedjair
Sumber :
Warta Pasar Ikan, Edisi Desember 2011 No.100
Jumat, 08 Maret 2019
Ikan, Rahasia Kecantikan Victoria Beckam
Victoria Beckam istri pesepak bola terkenal David Beckam sebelumnya adalah anggota kelompok penyanyi Spicy Girl yang terkenal menjaga penampilannya baik dari segi pakaian maupun fisiknya. Baru-baru ini sebuah majalah fashion di AS memberikan penghargaan karena ibu 3 anak tersebut dinilai masih tetap langsing, seksi dan berpakaian serasi. Ingin tahu rahasianya?
Ternyata kelangsingannya itu hasil dari diet seafood katanya. Sebagai penyuka makanan Jepang yang mayoritas menggunakan seafood, dengan banyak sayuran dan buah ia merasa menjadi sangat sehat dan lincah untuk bergerak secara dinamis. Lagi pula dengan tubuh langsingnya, ia merasa lebih leluasa memilih baju yang serasi.
Telur Ikan Atasi Kerutan di Wajah
Kerisauan terhadap kerutan di wajah tak hanya mendominasi kaum hawa, tetapi juga kaum pria. Buktinya rocker Sir Mick Jagger yang kini telah berusia 63 tahun juga sibuk mencari krim kulit yang dapat menyebabkan tampilan lebih muda. Ia rela mengeluarkan £200 atau lebih dari Rp.3 juta untuk sebuah krim kulit yang banyak mengandung caviar (telur ikan sturgeon) demi menjaga penampilannya. Tampaknya ia cukup puas dengan hasilnya sehingga kini malah ia selalu memborong krim dari caviar tersebut untuk dibagi-bagikan pula kepada temannya di Rolling Stone. Krim yang berisi caviar berprotein tinggi tersebut mengandung bahan-bahan anti penuaan yang berkhasiat mengencangkan kulit dan melemaskan kerutan.
Minyak Ikan Tingkatkan Koordinasi Tangan dan Mata Balita
Dari hasil sebuah study dilaporkan bahwa suplemen minyak ikan yang diberikan kepada ibu hamil dapat meningkatkan koordinasi tangan dan mata pada balita. Sekitar 100 wanita hamil dibagi menjadi 2 kelompok dan setiap hari diberikan 4 gram suplemen minyak ikan atau 4 gram suplemen minyak zaitun mulai dari kehamilan usia 20 minggu hingga saat melahirkan. Syaratnya wanita tersebut tidak merokok dan belum mengkonsumsi ikan minimal seminggu dua kali. Ketika anak-anaknya lahir dan kemudian berusia 2,5 tahun, mereka dites tentang kemampuan bahasa, tingkah laku, daya nalar dan koordinasi mata dan tangan. Hasilnya tidak ada perbedaan signifikan pada kemampuan berbahasa dan tingkat pertumbuhan pada kedua kelompok anakanak tersebut.
Tetapi anak-anak dari para ibu yang megkonsumsi minyak ikan ternyata mempunyai nilai lebih tinggi pada daya nalar (kekomprehensifan), kemampuan mengingat frase yang panjang dan lebih kaya kosa kata. Selain itu, anak-anak tersebut juga mempunyai kemampuan motorik koordinasi mata dan tangan yang lebih baik dibandingkan dengan anak-anak yang ibunya selama hamil tidak mengkonsumsi minyak ikan. Hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan pada Archives of Disease in Childhood
Sumber Diolah : Ditjen P2HP
Minggu, 03 Maret 2019
Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan Gurame
Dalam melakukan usaha budidaya ikan, keberadaan hama dan penyakit seolah menjadi hal yang sangat lumrah untuk dijumpai apalagi pada ikan gurame. Ketepatan dalam pengendalian hama dan penyakit ikan menjadi faktor kunci penentu keberhasilan suatu usaha budidaya ikan. Berikut ini akan dijelaskan teknik pengendalian hama dan penyakit yang sering dijumpai pada usaha budidaya ikan gurame
1) Hama
a. Bebeasan (Notonecta)
Berbahaya bagi benih karena sengatannya. Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.
b. Uncrit (Larva cybister)
Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian: sulit diberantas;hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.
c. Katak (Rana spec)
Makan telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang telur yang mengapunmenagkap dan membuang hidup-hidup.
d. Ular
Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam.
e. Linsang/ biawak
Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun.
f. Burung
Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning. Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.
g. Ikan Gabus
Memangsa ikan kecil. Pengendalian:pintu guramiukan air diberi saringan atau dibuat bak filter.
h. Belut dan Kepiting
Pengendalian hama : lakukan penangkapan.
Beberapa jenis ikan peliharaan seperti tawes, mujair dan sepat dapat menjadi pesaing dalam perolehan makanan. Oleh karena itu, sebaiknya benih gurami tidak dicampur pemeliharaannya dengan jenis ikan yang lain. Untuk menghindari gurami dari ikan-ikan pemangsa, pada pipa pemasukkan air dipasang serumbung atau saringan ikan agar hama tidak masuk ke dalam kolam.
2) Penyakit
a. Binti Merah (White Spot)
Gejala: pada bagian tubuh (kepala, insang, sirip) tampak bintik-bintik putih, pada infeksi berat terlihat jelas lapisan putih, menggosok-gosokkan badannya pada benda yang ada disekitarnya dan berenang sangat lemah serta sering muncul di permukaan air. Pengendalian: direndam dalam larutan Methylene blue 1% (1 gram dalam 100 cc air) larutan ini diambil 2-4 cc dicampur 4 liter air selama 24 jam dan Direndam dalam garam dapur NaCl selama 10 menit, dosis 1-3 gram/100 cc air.
b. Bengkak Insang dan Badan ( Myxosporesis)
Gejala: tutup insang selalu terbuka oleh bintik kemerahan, bagian punggung terjadi pendarahan. Pengendalian; pengeringan kolam secara total, ditabur kapur tohon 200 gram/m2, biarkan selama 1-2 minggu.
c. Cacing Insang, Sirip dan Kulit (Dactypogyrus dan girodactyrus)
Gejala: ikan tampak kurus, sisik kusam, sirip ekor kadang-kadang rontok, ikan menggosok-gosokkan badannya pada benda keras disekitarnya, terjadi pendarahan dan menebal pada insang. Pengendalian: (1) direndan dalam larutan formalin 250 gram/m3 selama 15 menit dan direndam dalam Methylene blue 3 gram/m3 selama 24 jam; (2) hindari penebaran ikan yang berlebihan.
d. Kutu Ikan (Argulosis)
Gejala: benih dan induk menjadi kurus, karena dihisap darahnya. Bagian kulit, sirip dan insang terlihat jelas adanya bercak merah (hemorrtage). Pengendalian: (1) ikan yang terinfeksi direndan dalam garam dapur 20 gram/liter air selama 15 menit dan direndam larutan PK 10 ppm (10 ml/m3) selama 30 menit; (2) dengan pengeringan kolam hingga retak-retak.
e. Jamur
Menyerang bagian kepala, tutup insang, sirip dan bagian yang lainnya. Gejala: tubuh yang diserang tampak seperti kapas. Telur yang terserang jamur, terlihat benang halus seperti kapas. Pengendalian: direndam dalam larutan Malactile green oxalat (MGO) dosis 3 gram/m3 selama 30 menit; telur yang terserang direndam dengan MGO 2-3 gram/m3 selama 1 jam.
f. Gatal (Trichodiniasis)
Menyerang benih ikan. Gejala: gerakan lamban; suka menggosok-gosokan badan pada sisi kolam/aquarium. Pengendalian: rendam selama 15 menit dalam larutan formalin 150-200 ppm.
g. Bakteri psedomonas flurescens
Penyakit yang sangat ganas. Gejala: pendarahan dan bobok pada kulit; sirip ekor terkikis. Pengendalian: pemberian pakan yang dicampur oxytetracycline 25-30 mg/kg ikan atau sulafamerazine 200mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.
h. Bakteri aeromonas punctata
Penyakit yang sangat ganas. Gejala: warna badan suram, tidak cerah; kulit kesat dan melepuh; cara bernafas mengap-mengap; kantong empedu gembung; pendarahan.
3) Pengendalian Penyakit
Salah satu cara pengendalian penyakit ikan yang dilakukan selama ini meliputi pemberian obat-obatan berupa bahan kimia dan antibiotika. Namun demikian, pemakaian bahan-bahan tersebut secara terus menerus akan menimbulkan masalah baru, yaitu meningkatkan resistensi mikroorganisme penyebab penyakit. Selain itu, dapat membahayakan lingkungan perairan disekitarnya dan ikan-ikan itu sendiri. Oleh karena itu diperlukan obat herbalis sebagai pengganti obat-obatan kimia.
a. Sirih (Piper betle L)
Khasiat sirih digunakan sebagai penahan darah (styptic) dan obat luka pada kulit (vulnerary) juga berdaya guna sebagai antioksida, antiseptic, fungisida dan bakterisida. Hal ini jelas bahwa daun sirih yang mengandung minyak atsiri bersifat menghambat pertumbuhan parasit. Atsiri pada sirih mempunyai bau yang aromatik dan berasa pedas. Atsiri mengandung chavicol (C4H3OH) yang merupakan antiseptic yang kuat untuk menanggulangi parasit terutama Ichthyophthirius multifilis. Caranya dengan merendam pada konsentrasi 8,3 ppt, daun sirih tingkat mortalitas parasit Ich mencapai 99,4 % sedangkan konsentrasi terbaik perendaman dengan daun sirih yang aman untuk ikan dan efektif adalah 6,7 ppt dengan tingkat mortalitas Ich sebesar 86,28 % selama 12 jam.
Selain itu, terbukti efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Aeromonas hydrophila dan penyakit ikan yang disebabkan Aeromonas hydrophilia. Hasil penelitian menemukan bahwa konsentrasi ekstrak sirih 3,125 mg/ml sudah dapat membunuh bakter Aeromonas hydrophilia i secara sempurna.
b. Ekstrak Daun Kipahit (Picrasma javanica)
Ekstrak daun kipahit diuji untuk pengobatan ikan gurami Mycobacterium fortuitum pada level 108 cfu/ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun kipahit pada level konsentrasi 10.000 mg/l dapat menghambat pertumbuhan bakteri uji, sedangkan perendaman ikan uji yang sama dengan lama perendaman 3 jam dapat digunakan untuk pengobatan penyakit mycobacteriosis.
Pengobatan bagi ikan-ikan yang sudah cukup memprihatikan keadaannya, dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia diantaranya:
1. Pengobatan dengan Kalium Permanganat (PK)
Untuk pemberantasan parasit di kolam, bahan tersebut dilarutkan dalam air hingga konsentrasi 0,1% Neguvon lalu disiramkan ke dalam kolam yang telah dikeringkan. Biarkan selama 2 hari.
3. Pengobatan dengan garam dapur.
Hal ini dilakukan di pedesaan yang sulit mendapatkan bahan-bahan kimia.
Caranya:
Sumber :
Halim, Mochamad Abdul. 2011. Budidaya Ikan Gurami. Materi Penyuluhan Kelautan dan Perikanan. Pusat Penyuluhan KP-BPSDMKP. Jakarta
1) Hama
a. Bebeasan (Notonecta)
Berbahaya bagi benih karena sengatannya. Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.
b. Uncrit (Larva cybister)
Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian: sulit diberantas;hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.
c. Katak (Rana spec)
Makan telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang telur yang mengapunmenagkap dan membuang hidup-hidup.
d. Ular
Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam.
e. Linsang/ biawak
Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun.
f. Burung
Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning. Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.
g. Ikan Gabus
Memangsa ikan kecil. Pengendalian:pintu guramiukan air diberi saringan atau dibuat bak filter.
h. Belut dan Kepiting
Pengendalian hama : lakukan penangkapan.
Beberapa jenis ikan peliharaan seperti tawes, mujair dan sepat dapat menjadi pesaing dalam perolehan makanan. Oleh karena itu, sebaiknya benih gurami tidak dicampur pemeliharaannya dengan jenis ikan yang lain. Untuk menghindari gurami dari ikan-ikan pemangsa, pada pipa pemasukkan air dipasang serumbung atau saringan ikan agar hama tidak masuk ke dalam kolam.
2) Penyakit
a. Binti Merah (White Spot)
Gejala: pada bagian tubuh (kepala, insang, sirip) tampak bintik-bintik putih, pada infeksi berat terlihat jelas lapisan putih, menggosok-gosokkan badannya pada benda yang ada disekitarnya dan berenang sangat lemah serta sering muncul di permukaan air. Pengendalian: direndam dalam larutan Methylene blue 1% (1 gram dalam 100 cc air) larutan ini diambil 2-4 cc dicampur 4 liter air selama 24 jam dan Direndam dalam garam dapur NaCl selama 10 menit, dosis 1-3 gram/100 cc air.
b. Bengkak Insang dan Badan ( Myxosporesis)
Gejala: tutup insang selalu terbuka oleh bintik kemerahan, bagian punggung terjadi pendarahan. Pengendalian; pengeringan kolam secara total, ditabur kapur tohon 200 gram/m2, biarkan selama 1-2 minggu.
c. Cacing Insang, Sirip dan Kulit (Dactypogyrus dan girodactyrus)
Gejala: ikan tampak kurus, sisik kusam, sirip ekor kadang-kadang rontok, ikan menggosok-gosokkan badannya pada benda keras disekitarnya, terjadi pendarahan dan menebal pada insang. Pengendalian: (1) direndan dalam larutan formalin 250 gram/m3 selama 15 menit dan direndam dalam Methylene blue 3 gram/m3 selama 24 jam; (2) hindari penebaran ikan yang berlebihan.
d. Kutu Ikan (Argulosis)
Gejala: benih dan induk menjadi kurus, karena dihisap darahnya. Bagian kulit, sirip dan insang terlihat jelas adanya bercak merah (hemorrtage). Pengendalian: (1) ikan yang terinfeksi direndan dalam garam dapur 20 gram/liter air selama 15 menit dan direndam larutan PK 10 ppm (10 ml/m3) selama 30 menit; (2) dengan pengeringan kolam hingga retak-retak.
e. Jamur
Menyerang bagian kepala, tutup insang, sirip dan bagian yang lainnya. Gejala: tubuh yang diserang tampak seperti kapas. Telur yang terserang jamur, terlihat benang halus seperti kapas. Pengendalian: direndam dalam larutan Malactile green oxalat (MGO) dosis 3 gram/m3 selama 30 menit; telur yang terserang direndam dengan MGO 2-3 gram/m3 selama 1 jam.
f. Gatal (Trichodiniasis)
Menyerang benih ikan. Gejala: gerakan lamban; suka menggosok-gosokan badan pada sisi kolam/aquarium. Pengendalian: rendam selama 15 menit dalam larutan formalin 150-200 ppm.
g. Bakteri psedomonas flurescens
Penyakit yang sangat ganas. Gejala: pendarahan dan bobok pada kulit; sirip ekor terkikis. Pengendalian: pemberian pakan yang dicampur oxytetracycline 25-30 mg/kg ikan atau sulafamerazine 200mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.
h. Bakteri aeromonas punctata
Penyakit yang sangat ganas. Gejala: warna badan suram, tidak cerah; kulit kesat dan melepuh; cara bernafas mengap-mengap; kantong empedu gembung; pendarahan.
3) Pengendalian Penyakit
Salah satu cara pengendalian penyakit ikan yang dilakukan selama ini meliputi pemberian obat-obatan berupa bahan kimia dan antibiotika. Namun demikian, pemakaian bahan-bahan tersebut secara terus menerus akan menimbulkan masalah baru, yaitu meningkatkan resistensi mikroorganisme penyebab penyakit. Selain itu, dapat membahayakan lingkungan perairan disekitarnya dan ikan-ikan itu sendiri. Oleh karena itu diperlukan obat herbalis sebagai pengganti obat-obatan kimia.
a. Sirih (Piper betle L)
Khasiat sirih digunakan sebagai penahan darah (styptic) dan obat luka pada kulit (vulnerary) juga berdaya guna sebagai antioksida, antiseptic, fungisida dan bakterisida. Hal ini jelas bahwa daun sirih yang mengandung minyak atsiri bersifat menghambat pertumbuhan parasit. Atsiri pada sirih mempunyai bau yang aromatik dan berasa pedas. Atsiri mengandung chavicol (C4H3OH) yang merupakan antiseptic yang kuat untuk menanggulangi parasit terutama Ichthyophthirius multifilis. Caranya dengan merendam pada konsentrasi 8,3 ppt, daun sirih tingkat mortalitas parasit Ich mencapai 99,4 % sedangkan konsentrasi terbaik perendaman dengan daun sirih yang aman untuk ikan dan efektif adalah 6,7 ppt dengan tingkat mortalitas Ich sebesar 86,28 % selama 12 jam.
Selain itu, terbukti efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Aeromonas hydrophila dan penyakit ikan yang disebabkan Aeromonas hydrophilia. Hasil penelitian menemukan bahwa konsentrasi ekstrak sirih 3,125 mg/ml sudah dapat membunuh bakter Aeromonas hydrophilia i secara sempurna.
b. Ekstrak Daun Kipahit (Picrasma javanica)
Ekstrak daun kipahit diuji untuk pengobatan ikan gurami Mycobacterium fortuitum pada level 108 cfu/ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun kipahit pada level konsentrasi 10.000 mg/l dapat menghambat pertumbuhan bakteri uji, sedangkan perendaman ikan uji yang sama dengan lama perendaman 3 jam dapat digunakan untuk pengobatan penyakit mycobacteriosis.
Pengobatan bagi ikan-ikan yang sudah cukup memprihatikan keadaannya, dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia diantaranya:
1. Pengobatan dengan Kalium Permanganat (PK)
- Sediakan air sumur atau sumber air lainnya yang bersih dalam bak penampungan sesuai dengan berat ikan yang akan diobati.
- Buat larutan PK sebanyak 2 gram/10 liter atau 1,5 sdt/100 l air.
- Rendam ikan yang akan diobati dalam larutan tersebut selama 30-60 menit dengan diawasi terus menerus.
- Bila belum sembuh betul, pengobatan ulang dapat dilakukan 3 atau 4 hari kemudian.
Untuk pemberantasan parasit di kolam, bahan tersebut dilarutkan dalam air hingga konsentrasi 0,1% Neguvon lalu disiramkan ke dalam kolam yang telah dikeringkan. Biarkan selama 2 hari.
3. Pengobatan dengan garam dapur.
Hal ini dilakukan di pedesaan yang sulit mendapatkan bahan-bahan kimia.
Caranya:
- siapkan wadah yang diisi air bersih. setiap 100 cc air bersih dicampurkan 1-2 gram (NaCl), diaduk sampai rata;
- ikan yang sakit direndam dalam larutan tersebut. Tetapi karena obat ini berbahaya, lamanya perendaman cukup 5-10 menit saja.
- Setelah itu segera ikan dipindahkan ke wadah yang berisi air bersih untuk selanjutnya dipindahkan kembali ke dalam kolam;
- pengobatan ulang dapat dilakukan 3-4 hari kemudian dengan cara yang sama.
Sumber :
Halim, Mochamad Abdul. 2011. Budidaya Ikan Gurami. Materi Penyuluhan Kelautan dan Perikanan. Pusat Penyuluhan KP-BPSDMKP. Jakarta
Sabtu, 02 Maret 2019
Alergi Makan Seafood?
Alergi karena makanan sebenarnya tidak seseram yang dibayangkan. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika Serikat (USFDA), hanya 2% orang dewasa dan 5% anak-anak yang benar-benar mengalami alergi makanan. Hal-hal berikut dapat membantu untuk mengetahui makanan penyebab alergi:
Seseorang yang alergi terhadap salah satu jenis seafood masih dapat mengkonsumsi ikan tertentu yang dimasak dengan benar. Tetapi jika seseorang mempunyai sebuah alergi, adalah penting untuk konsultasi dengan dokter sebelum mengkonsumsi ikan atau produk ikan. Untuk menghindari penyebab alergi, sebelum mengkonsumsi ikan cek label dengan teliti. Beberapa makanan sebetulnya mengandung ikan atau produk ikan lainnya tetapi tidak tertera dalam label.
Karena beberapa makanan dibuat dengan bahan yang mungkin dapat menyebabkan alergi, maka pada Januari 2006 USFDA mewajibkan produk-produk pangan yang mengandung satu atau lebih dari 8 bahan yang dapat menyebabkan alergi harus mencantumkan sumber bahan penyebab alergi itu. Identitas dari sumber makanan harus dicantumkan di dalam daftar bahan baku atau dibuat dalam pernyataan terpisah dengan menggunakan kata “mengandung” diikuti dengan nama dari bahan sumber alergi (contoh : mengandung telur, kacang dan udang)
Ketika makan di luar rumah, pastikan selalu menanyakan bagaimana makanan disiapkan. Seafood dapat diolah dengan menggunakan peralatan yang sama untuk memasak bahan makanan yang lain. Mengingat manfaat makan ikan bagi kesehatan jauh lebih besar, bagi penderita alergi tak perlu takut makan ikan. Tetap konsumsi ikan dengan menerapkan kiat-kiat khusus.
Sumber Diolah : Ditjen P2HP
Seseorang yang alergi terhadap salah satu jenis seafood masih dapat mengkonsumsi ikan tertentu yang dimasak dengan benar. Tetapi jika seseorang mempunyai sebuah alergi, adalah penting untuk konsultasi dengan dokter sebelum mengkonsumsi ikan atau produk ikan. Untuk menghindari penyebab alergi, sebelum mengkonsumsi ikan cek label dengan teliti. Beberapa makanan sebetulnya mengandung ikan atau produk ikan lainnya tetapi tidak tertera dalam label.
Karena beberapa makanan dibuat dengan bahan yang mungkin dapat menyebabkan alergi, maka pada Januari 2006 USFDA mewajibkan produk-produk pangan yang mengandung satu atau lebih dari 8 bahan yang dapat menyebabkan alergi harus mencantumkan sumber bahan penyebab alergi itu. Identitas dari sumber makanan harus dicantumkan di dalam daftar bahan baku atau dibuat dalam pernyataan terpisah dengan menggunakan kata “mengandung” diikuti dengan nama dari bahan sumber alergi (contoh : mengandung telur, kacang dan udang)
Ketika makan di luar rumah, pastikan selalu menanyakan bagaimana makanan disiapkan. Seafood dapat diolah dengan menggunakan peralatan yang sama untuk memasak bahan makanan yang lain. Mengingat manfaat makan ikan bagi kesehatan jauh lebih besar, bagi penderita alergi tak perlu takut makan ikan. Tetap konsumsi ikan dengan menerapkan kiat-kiat khusus.
Sumber Diolah : Ditjen P2HP
Langganan:
Postingan (Atom)