Kamis, 29 Mei 2014

Di Payau Tak Payah

Seperti biasa ketika saya membaca majalah, saya menemukan artikel yang menarik perhatian saya mengenai ikan nila varietas baru yang ditemukan di Subang, Jawa Barat. Nama ikan nila tersebut adalah Nila Srikandi. Namanya unik seperti nama tokoh ksatria wanita di kisah pewayangan. Pemerintah melepas nila payau ini sebagai nila srikandi pada tahun 2012. Srikandi artinya ras Sukamandi, yang merupakan salah satu daerah di Kabupaten Subang. Berikut ini, saya rangkumkan sedikit artikel mengenai nila srikandi tersebut.




Nila Srikandi yang berasal dari Sukamandi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat mampu “menaklukan” lingkungan ekstrem. Nila Srikandi merupakan ikan nila tahan asin yang bisa hidup di air berkadar garam 40 ppt (part per thousand), seperti air payau.
Dengan sistem aliran tertutup, nila srikandi “bandel” hidup di tambak air payau. Contohnya, di lahan seluas 4,5 ha dengan tandon 2,5 ha disamping tambak produksi seluas 2 ha. Di tandon tersebut udang windu dan bandeng hidup sebagai indikator. Sebelumnya air di tandon selalu diganti dengan air baru dari sungai atau muara secara periodik. Dengan sistem tertutup, air didaur ulang : tambak-tandon-tambak-tandon, begitu seterusnya. Selama udang windu dan bandeng hidup berarti air tandon bagus. Air sungai atau laut hanya masuk bila kualitas keduanya sedang bagus.
Disamping itu, nila bersifat omnivora alias pemakan segala juga mampu membantu petambak. Kerabat mujair itu menyantap pelet, plankton, dan kelekap atau ganggang. Sehingga dapat menghemat pemberian pakan pelet.
Memelihara nila juga lebih untung, karena sekali tebar benih dapat panen 2 kali. Umur 2,5 bulan nila sudah berbiak sehingga 3 bulan pasca panen pertama, dapat kembali panen 2 kali lipat. Dari 3.000 benih yang ditebar dapat menghasilkan 6.000 anakan. “Namun, di musim ketiga semua anakan harus diangkat dan kembali menanam benih murni, bila terus dipelihara hasil menurun karena inbreeding,” kata Supriadi, peneliti Balai Pengembangan dan Penelitian Budidaya Ikan Air Tawar (BPBIAT) Sukamandi, Subang, Jawa Barat.

Srikandi Tahan Banting
No
Parameter
Toleransi
Optimal
1
Suhu (C)
18-31
21-24
2
pH air
5-8
7-8
3
Oksigen terlarut (mg/L)
>3
>6
4
Karbondioksida (mg/L)
<4,5
<2,2
5
Kesadahan
<62,3
<12,3
6
Amonia (mg/L)
<0,0003
<0,0001
7
Nitrogenoksida (mg/L)
<0,06
<0,01
8
Kekeruhan (JTU)
<25
<25
9
Salinitas (ppt)
0-40
10-30

Sumber : Majalah TRUBUS No. 516 Edisi November 2012/XLIII Hal. 86-87

Tidak ada komentar:

Posting Komentar