Minggu, 10 Juni 2018

Produksi Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) Kelas Benih Sebar (Ringkasan SNI 01-6141-1999)

BATASAN
Standar ini  meliputi definisi, istilah dan persyaratan produksi serta cara pengukuran dan pemeriksaan. Produksi benih nila hitam kelas benih sebar ukuran larva, kebul, gabar, belo dan sangkal adalah suatu rangkaian kegiatan praproduksi, proses produksi dan pemanenan untuk menghasilkan benih nila hitam kelas benih sebar sesuai SNI 01-61391999. 

PERSYARATAN PRODUKSI 
Pra produksi 
1)   Lokasi : bebas banjir dan bebas dari pengaruh pencemaran. a) jenis tanah : liat berpasir (sandy clay) dengan perbandingan 3 : 2; b) ketinggian lahan : 0 m - 1000 m di atas permukaan laut. c) lokasi jaring apung : terletak di waduk, danau dengan ketinggian        < 700 meter dari permukaan laut, kedalaman air minimal 5 meter dari dasar jaring pada saat surut terendah, luas areal pemasangan jaring maksimal 10 % dari luas potensial dan luas jaring maksimal 10 % dari luas areal pemasangan jaring, kekuatan arus dasar  (20 - 40) cm/detik.
2)   Sumber air : jernih tidak tercemar, tersedia sepanjang tahun, suplai pemasukan dan pembuangan air pipa paralon, atau saluran tembok kedap air.
3)   Wadah : a) produksi larva : wadah pemijahan dan penetasan telur : happa ukuran (6 x 3 x 1,25) m3, wadah corong dengan diameter atas 30 cm dan bawah 15 cm serta tinggi 45 cm; b) wadah produksi kebul : bak semen : ukuran minimal (5 x 2 x 1,25) m3, atau   kolam tanah : luas minimum 500 m2, kedalaman air 60 cm; c) wadah produksi gabar : kolam tanah ukuran minimal 500 m2; kedalaman air 60 - 100 cm dan sawah; d) wadah  produksi belo dan sangkal : kolam tanah ukuran minimal 500 m2, kedalaman 80 - 100 cm, sawah, karamba jaring apung dengan mata jaring 0,5 - 1,0 cm yang terbuat dari bahan nilon.
4)   Induk : sesuai dengan SNI 01-6138-1999. 5)  Bahan : a) pakan : pelet, kandungan protein 20 - 25%, lemak 6 - 8%. b) pupuk : organik (pupuk kandang). c) bahan kimia dan obat-obatan : biru metilena, kalium permanganat, organo fosfat (hanya untuk produksi kebul), kapur tohor, formalin, antibiotik. 6)  Peralatan : a) produksi larva : hapa, pengukur kualitas air (termometer, sechi disk, pHmeter), peralatan lapangan (timbangan,waring, ember, lambit); b) produksi kebul, gabar, belo dan sangkal : pengukur kualitas air (termometer, sechi disk, pH-meter), peralatan lapangan (waring, ember, cangkul). 

Proses produksi
1)   Produksi larva (pemijahan dan penetasan telur) : a) kualitas air media pemijahan dan penetasan telur : suhu 25 - 30ºC, pH 6,5 - 8,5, kandungan oksigen terlarut minimal 5 mg/l, ketinggian air : 70 - 100 cm, kecerahan sechi disk : > 50 cm; b) bahan kimia dan obat-obatan : kalium permanganat 2 - 4 ppm, biru metilena 1 - 3 ppm, oksitetrasiklina 10 ppm; c) padat tebar induk : pada bak 5 ekor/ m3 , pada hapa 5 ekor/ m3 , pada kolam 1 ekor/2 m3; d) nisbah kelamin : jantan : betina = 1 : 3; e) produksi larva : 500 - 750 larva per ekor induk per satu periode.
2)   Produksi kebul, gabar, belo dan sangkal (pendederan I, II, III dan IV) : a) kualitas dan kuantitas air media di kolam : suhu 25 - 30ºC, pH  6,5 - 8,5, kandungan oksigen terlarut : minimum 5 mg/l, ketinggian  air 50 cm - 70 cm, kecerahan secchi disk  20 - 40 cm; b) kelimpahan plakton : 5000 - 7000 individu per ml; c) kualitas dan kuantitas air media di sawah : suhu 25 - 30ºC, pH 6,5 - 8,5, kandungan oksig terlarut  minimum 5 mg/l, ketinggian air  5 - 10 cm, kecerahan dasar kelihatan.
3)   Kualitas dan kuantitas air media di jaring : suhu :25 - 30ºC, pH  5 - 8,5, ketinggian air  1 - 1,5 m, kedalaman air minimal 5 m dari dasar jaring, kelimpahan fitoplakton  5000 - 10000 individu per ml, kecerahan  65 - 85 m. 
4)   Penggunaan bahan pada produksi kebul (pendederan I) di bak : a) penggunaan pakan : pelet (dosis dan frekuensi pemberian pada PI di bak seperti pada tabel di bawah;           b) penggunaan bahan kimia dan obat-obatan : oksitetrasiklina (jika diperlukan) dengan dosis 10 ppm dengan cara perendaman selama 5 menit; c) penggunaan bahan (pada produksi kebul, gabar, belo, sangkal kolam) : pakan : pelet (dosis dan frekuensi pemberian pada P I, P II, P III dan P IV seperti pada tabel di bawah; pupuk : pupuk kandang dosis urea, TSP seperti pada tabel di bawah; kapur : kapur tohor (CaO), dosis seperti tabel di bawah; bahan kimia dan obat-obatan : oksitetrasiklina (jika diperlukan) dengan dosis 10 ppm dengan cara perendaman selama 5 menit.
5)   Penggunaan bahan pada produksi gabar, belo dan sangkal (pendederan II, III dan IV) di sawah : a) pakan : pelet (dosis dan frekuensi pemberian pada P II, III dan P IV seperti pada tabel di bawah; b) obat-obatan : formalin 25 ppm; c) bahan pada produksi belo dan sangkal (pendederan III dan IV) di jaring : pakan : pelet (dosis dan frekuensi pemberian pada P III dan P IV seperti pada tabel di bawah; obat-obatan : oxytetracycline (jika diperlukan) dengan dosis 10 ppm dengan cara perendaman selama 5 menit.
6)   Padat tebar benih : a) padat tebar benih pada produksi kebul (P I) di bak seperti pada tabel di bawah; b) padat tebar benih pada produksi kebul, gabar, belo dan sangkal           (P I, P II, P III dan P IV) di kolam seperti pada tabel di bawah; c) padat tebar benih pada produksi gabar, belo dan sangkal (P II, P III dan P IV) di sawah seperti pada tabel di bawah; d) padat tebar benih pada produksi belo dan sangkal (P III dan P IV) di jaring seperti pada tabel di bawah.
7)   Waktu pemeliharaan : a) waktu pemeliharaan pada produksi kebul ( P I ) di bak seperti pada tabel di bawah; b) waktu pemeliharaan pada produksi kebul, gabar, belo dan sangkal (P I, P II, P III dan P IV) di kolam seperti pada tabel di bawah; c) waktu pemeliharaan pada produksi gabar, belo dan sangkal (P I, P II, P III dan P IV) di sawah seperti pada tabel di bawah; d) waktu pemeliharaan pada produksi belo dan sangkal (P III dan P IV) di jaring seperti pada tabel di bawah. 

Pemanenan
1)   Sintasan : a) sintasan kebul (P I) di bak seperti pada tabel di bawah; b) sintasan kebul, gabar, belo dan sangkal (P I, P II, P III dan P IV ) di kolam seperti pada tabel di bawah;  c) sintasan gabar, belo dan sangkal (P II, P III dan P IV ) di sawah seperti pada tabel di bawah; d) sintasan produksi belo dan sangkal (P III dan P IV) di jaring seperti pada tabel di bawah.
2)   Ukuran panjang total dan berat benih yang dipanen : ukuran panjang total dan berat larva, kebul, gabar, belo dan sangkal sesuai SNI 01-6140-1999.



REFERENSI
BSN, 1999. SNI 01-6141-1999  Produksi Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticusBleeker) Kelas Benih Sebar. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
https://www.google.co.id/search

Sabtu, 09 Juni 2018

Produksi Ikan Nila (Oreochromis niloticus, Bleeker) Kelas Pembesaran di Karamba Jaring Apung (Ringkasan SNI 01-6495.1-2000)

BATASAN
Standar ini  meliputi istilah dan definisi, persyaratan produksi, cara pengukuran dan penentuan. Standar produksi ikan nila hitam kelas pembesaran dimaksudkan untuk dapat dipergunakan oleh produsen ikan nila, pembesar dan instansi yang memerlukan. Produksi ikan nila kelas pembesaran merupakan suatu rangkaian kegiatan pra produksi, proses produksi dan pemanenan untuk menghasilkan ikan nila hitam ukuran konsumsi.  

PERSYARATAN 
Pra produksi 
1)   Lokasi : terletak di perairan umum, air memenuhi persyaratan minimal kualitas air untuk budidaya, kedalaman air minimal 5 meter dari dasar jaring pada saat surut terendah, kekuatan arus 20 - 40 cm/detik, luas peruntukan areal pemasangan jaring maksimal 10 % dari luas potensi perairan atau 1 % dari luas perairan waktu surut terendah dan jumlah luas jaring maksimal 10 % dari luas areal peruntukan pemasangan jaring. 
2)   Wadah budidaya : a) kerangka : bahan kayu tahan air, bambu atau besi yang dicat anti karat, ukuran 7 x 7 m², bentuk persegi; b) pelampung : bahan stirofom, drum, bentuk silindris, volume 200 liter (0,2 m3), jumlah minimal 8 buah/jaring; c) tali jangkar : bahan polietilen (PE), panjang 1,5 kali kedalaman perairan, jumlah 5 utas/jaring, diameter 0,75 inci; d) jangkar : bahan besi, blok beton, batu, bentuk segi empat, berat minimal 40 kg/buah, jumlah 5 buah/jaring; e) jaring : bahan polietilena (PE 210 D/12), ukuran mata jaring 1 inci, warna hijau, ukuran jaring (7 x 7 x 2,5) m3. 
3)   Benih : sangkal ikan nila kelas benih sebar keturunan pertama dari induk dasar hasil seleksi sesuai SNI 01-6140-1999. 
4)   Pakan buatan : pelet dengan kandungan protein 24 - 28 %. 
5)   Bahan kimia dan obat-obatan : formalin, garam, dapur, biru metilena, kalium permanganat (KmnO4), antibiotika. 
6)   Peralatan : lambit, pembersih jaring, pengukur kualitas air (termometer, piring seki, DO meter, pH meter, dll), peralatan lapangan (timbangan, hapa, waring, ember, alat panen).  

Proses produksi 
1)   Kualitas air :  suhu 25 - 30ºC, pH 6,5 - 8,6, oksigen terlarut lebih dari 5 mg/l, ammonia (NH3) kurang dari 0,02 ppm, kecerahan air 0,65 - 0,80 meter, kelimpahan plankton 5.000 - 10.000 individu/ml. 
2)   Padat tebar benih : lihat tabel di bawah. 
3)   Ukuran benih : lihat tabel di bawah.
4)   Waktu pemeliharaan : lihat tabel di bawah ini.
5)   Penggunaan pakan : dosis dan frekwensi pemberian : lihat tabel di bawah.
6)   Penggunaan bahan kimia dan obat-obatan : digunakan dengan cara perendaman atau dicampur melalui pakan. Khusus antibiotika penggunaannya diatur minimal 3 (tiga) minggu sebelum dipanen

Pemanenan 
1)   Sintasan produksi : seperti pada tabel di bawah.
2)   Ukuran ikan konsumsi : seperti pada tabel di bawah. 

Tabel  :  Padat penebaran, ukuran benih dan jumlah pakan produksi ikan nila  kelas pembesaran di karamba jaring apung


CARA PENGUKURAN DAN PENENTUAN 
1)   Suhu : dengan menggunakan termometer, frekuensi pengukuran dilakukan dua kali per hari pada pagi dan sore pada permukaan air dan dasar wadah. 
2)   pH air : dilakukan dengan menggunakan pH meter.
3)   Oksigen terlarut : dengan menggunakan DO meter, frekuensi pengukuran dilakukan dua kali per hari pada pagi dan sore pada permukaan air dan dasar wadah.
4)   Pengukuran NH3 : dengan menggunakan water test kit dan dinyatakan dengan satuan ppm. 
5)   Ketinggian air : dengan mengukur jarak antara dasar wadah pemeliharaan sampai ke permukaan air, menggunakan penggaris dengan satuan centimeter. 
6)   Kecerahan air : dengan menggunakan sechi disk berupa piringan berwarna putih bergaris hitam yang diberi tali dan dimasukkan kedalam air pemeliharaan dan ukuran kecerahan dinyatakan dengan mengukur selisih panjang tali antara pada saat pertama kali sechi disk tidak tampak dengan panjang tali dan tampak jelas kembali pada saat diangkat ke permukaan, dan dinyatakan dalam satuan centimeter. 
7)   Kuat arus : dengan menggunakan current meter. 
8)   Kelimpahan plankton : dengan cara mikrotransek, yaitu mengambil contoh air media kemudian disaring menggunakan plankton-set. Sejumlah air sampel diamati dibawah mikroskopik dan dihitung jumlah individu plankton yang tampak. Kelimpahan plankton dinyatakan dengan jumlah individu per milimeter. 
9)   Kebutuhan pakan : dengan menggunakan berat rata-rata ikan (minimal dari 30 ekor ikan sampel) dikalikan jumlah populasi ikan yang ditanam di kalikan lagi dengan prosentasi pakan yang telah diberikan per hari, dinyatakan dalam satuan gram atau kilogram. 
10) Padat tebar benih : dengan cara menghitung benih ikan hidup pada saat panen dibagi dengan jumlah benih yang ditanam, dinyatakan dalam persen. 
11) Waktu pemeliharaan : dengan mencatat waktu mulai benih ditebar sampai dengan saat panen. 
12) Panjang total : dengan mengukur jarak antara ujung mulut sampai dengan ujung sirip ekor menggunakan jangka sorong atau penggaris yang dinyatakan dalam centimeter atau milimeter. 
13) Pengukuran bobot : dengan menimbang menggunakan analitis yang dinyatakan dalam gram atau miligram. 
14) Sintasan produksi : dengan cara menghitung benih ikan yang hidup pada saat panen dibagi dengan jumlah benih yang ditebar, dinyatakan dalam persen.



REFERENSI
BSN, 2000. SNI 01-6495.1-2000  Produksi Ikan Nila (Oreochromis niloticus, Bleeker) Kelas Pembesaran di Karamba Jaring Apung. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
https://www.google.co.id/search

Jumat, 08 Juni 2018

Pakan Buatan untuk Ikan Nila (Oreochromis spp) pada Budidaya Intensif (Ringkasan SNI 01-7242-2006)



BATASAN
Standar ini  menetapkan pakan buatan ikan nila pada budidaya intensif yang meliputi klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji dan pengukuran, syarat penandaan dan cara pengemasan pakan buatan. 

SYARAT MUTU 
Syarat mutu pakan ikan nila pada budidaya intensif seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel  :  Syarat mutu pakan ikan nila pada budidaya intensif

CARA PENGAMBILAN CONTOH 
Sesuai dengan SNI 01-2326-1991, Metoda pengambilan contoh produk perikanan.

CARA UJI DAN PENGUKURAN 
Cara uji kimia
1)   Kadar air : sesuai SNI 01-2354.2-2006, Penentuan kadar air pada produk perikanan. 
2)   Kadar abu total : sesuai SNI 01-2354.1-2006, Penentuan kadar abu pada produk perikanan.
3)   Kadar lemak total : sesuai SNI 01-2354.3-2006, Penentuan, kadar lemak total pada produk perikanan.
4)   Kadar protein : sesuai SNI 01-2354.4-2006, Penentuan kadar protein dengan metode total nitrogen pada produk perikanan, 
5)   Kadar serat kasar : sesuai SNI 01-2891-1992, Cara uji makanan dan minuman.
Cara penentuan mikroba
1)   Kadar Salmonella : sesuai SNI 01-2332.2-2006, Penentuan Salmonella pada produk perikanan.
2)   Kandungan aflatoksin : dengan metode analisis aflatoksin terhadap  bahan (makanan kacang tanah, kelapa, dan kelapa hibrida).

Cara pengukuran diameter pakan 
Menggunakan alat mikrometer (milimeter).

Analisis pospor  
Menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 400 nm. 

Kestabilan pakan dalam air  
Diukur dengan menghitung prosentase bobot yang hilang setelah direndam dalam air pada kondisi tertentu.

SYARAT PENANDAAN
Tulisan pada kemasan dalam bahasa Indonesia dengan mencamtumkan : merk dagang, nama produsen, klasifikasi pakan, bobot netto, jenis bahan yang digunakan, jenis bahan yang ditambahkan, kandungan nutrisi, cara penyimpanan, cara penggunaan, bentuk dan sifat fisik, kestabilan dalam air, tanggal kadaluarsa dan kode produksi.

CARA PENGEMASAN 
Dikemas dalam wadah yang tertutup rapat, aman dalam penyimpanan dan pengangkutan.  

REFERENSI
BSN, 2006. SNI 01-7242-2006  Pakan Buatan untuk Ikan Nila (Oreochromis spp) pada Budidaya Intensif. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
https://www.google.co.id/search